Ketua Darul Fatwa Australia, Prof Syaikh Al-Husyaimi : Islamofobia Ada Yang Mendesain

Jakarta, MINA – Ketua Darul Fatwa Australia, Prof. Dr. Syaikh Salim Alwan Al-Hasaniy mengatakan, Islamofobia itu ada yang mendesain, dan itu merupakan terminologi baru berupa ketakutan, prasangka, dan kebencian terhadap umat Islam yang mengarah pada provokasi, permusuhan, dan intoleransi.

“Islamofobia itu ada yang mendesain, dimotivasi oleh permusuhan institusional, ideologis, politik dan agama yang melampaui rasisme struktural dan budaya dan menargetkan simbol dan penanda terhadap Muslim dan agama Islam,” ujar Prof. Al-Husyaimi, pada Seminar Internasional “The Faces of Islam” di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (20/2/2023).

Lulusan Al-Azhar Kairo, Mesir, itu menambahkan, Islamofobia dibuat oleh musuh-musuh Islam yang ditujukan untuk mengaburkan makna dakwah dan jihad dalam Islam.

Baca Juga:  Bukan Konflik dan Bukan 7 Oktober

“Padahal dalam sejarah perkembangan Islam, dakwah dan jihad itu sendiri membawa rahmat, kasih sayang dan kedamaian, untuk orang-orang kafir juga,” ujar ulama kelahiran Beirut, Lebanon itu.

Ia mengemukakan, dakwah Islam itu melanjutkan misi para Nabi utusan Allah, untuk mengajak manusia dari keterjerumusan pada keamanan, menyampaikan kebaikan dan menyelamatkan manusia dari keterjerumusan neraka ke surga.

Ia menyebutkan, untuk menghancurkan Islam, musuh-musuh Islam membangun bingkai Islamofobia melalui media, dengan cara mencampuradukkan Islam dengan radikalisme dan ekstremisme, serta memperkuat suara ekstremis daripada suara Muslim moderat, hingga menggambarkan ekstremis sebagai perwakilan komunitas Muslim.

“Orang-orang Barat diformat untuk memaknai Islamofobia sebagai bentuk rasisme, di mana ritus, tradisi, dan budaya Islam dipandang sebagai ancaman terhadap nilai-nilai Barat yang dapat membungkam kebebasan berekspresi,” lanjutnya.

Baca Juga:  Tgk Umar Rafsanjani Dai Internasional dari Aceh

Untuk menghadapinya, Prof Syaikh Al-Husyaimi menyerukan pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih tinggi untuk generasi Muslim agar mampu memahami Islam secara menyeluruh.

Interaksi dengan sesama Muslim dalam kehidupan sehari-hari juga perlu dipererat lagi, dan perlunya arus media utama yang bisa mencapai keselarasan sosial, imbuhnya.

Seminar Internasional “The Faces of Islam” diselenggarakan dalam rangka Milad ke-42 BKMT kerjasama dengan Universitas Islam Asy-Syafi’iyah Jakarta.

Tampil sebagai pembicara : Prof. Dr. Syaikh Salim Alwan Al-Hasaniy (Ketua Darul Fatwa Australia), Prof. Dr. Syaikh Akil Thohir (Arab  Saudi), Dr. Mohammad Lamatt (Ulama Mauritania, Afrika Barat), Dr. Husen Ismail (Ulama Yaman), Dr. Muhammed Al Khateb (Ulama Suriah),  Kasim Ali (Pegiat Dakwah Thailand), Dr. Elly Warti Maliki (Pendiri Indonesia Islamic Internastional School, Jeddah).

Baca Juga:  Protes atas Dukungan Negaranya ke Israel, Perwira AS Mengundurkan Diri

Para peserta terdiri dari perwakilan BKMT se-Indonesia, para akademisi, tamu undangan serta mahasiswa Universitas Asy-Syafi’iyah Jakarta.

Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) didirikan di Jakarta, 1 Januari 1981, oleh Prof. Dr. Hj. Tutty Alawiyah AS,MA, yang semasa hidupnya pernah menjabat sebagai Menteri Negara Peranan Wanita (Era Presiden Soeharto dan Presiden Habibie), dan sebagai Rektor Universitas Islam As-Syafi’iyah

Organisasi ini lahir dari kesepakatan lebih dari 735 Majelis Taklim yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya, dan kini mencapai ribuan majelis taklim dengan meliputi jutaan jamaah kaum Muslimah yang tersebar di 33 provinsi. (L/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf