BOM HANTAM KONVOI INGGRIS DI KABUL

BOM KABUL
Situasi setelah ledakan di jalan Jalalabad, Kabul, Kamis (27/11). (Foto: AFP)
Situasi setelah ledakan di jalan Jalalabad, Kabul, Kamis (27/11). (Foto: AFP)

Kabul, 4 Safar 1436/27 November 2014 (MINA) – Sebuah serangan bom terhadap konvoi asing di ibukota Kabul, Afghanistan, menewaskan sedikitnya lima orang, termasuk seorang warga negara Inggris, dan 20 lainnya luka-luka, kata Departemen Kesehatan negara itu.

Wakil Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Jenderal Ayoub Salangi mengatakan, pembom mengendarai sepeda motornya di jalan Jalalabad dalam serangan Kamis (27/11), Al Jazeera melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Taliban mengaku bertanggungjawab atas serangan itu, dan mengatakan serangan itu menargetkan pasukan invasi asing.

Kedutaan Besar Inggris di Kabul menegaskan kepada Al Jazeera, salah satu kendaraan mereka terkena dalam serangan itu. Tidak ada diplomat di dalam kendaraan, tetapi sejumlah stafnya dirawat karena cedera.

Baca Juga:  Pakistan, Maladewa, Malaysia Sambut Keputusan Baru ICJ 

“Para pejuang berjanji untuk meningkatkan serangan setelah Presiden Afghanistan (Ashraf Ghani) memberi kesempatan beberapa pasukan asing untuk tetap mendukung dan melatih pasukan Afghanistan pada akhir tahun,” tulis Charles Stratford, Al Jazeera melaporkan dari Kabul.

Ghani yang berkuasa pada September, telah berjanji untuk membawa perdamaian ke Afghanistan setelah puluhan tahun konflik. Dia mengatakan dirinya terbuka untuk berdialog dengan Taliban yang memerintah Kabul pada 1996-2001.

Ghani akhirnya muncul sebagai presiden setelah menandatangani kesepakatan pembagian kekuasaan dengan Abdullah, pesaingnya dalam pemilu.

Sementara itu, Inggris mengakhiri kehadiran militernya di Afghanistan selatan pekan ini, setelah 13 tahun.

Namun tahun depan, militer Inggris berkontribusi menjadi pengawas pelatihan Akademi Afghanistan. (T/P001/R11/R01)

Baca Juga:  Pakistan, Maladewa, Malaysia Sambut Keputusan Baru ICJ 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Comments: 0