Aksi Protes di Jerman Kutuk Serangan terhadap Masjid

Berlin, MINA – Serangkaian serangan yang menyasar masjid dan bisnis yang dijalankan oleh dikutuk dalam unjuk rasa yang diadakan di kota Nordenham utara pada akhir pekan.

Bulan lalu Masjid Selimiye di kota itu diserang oleh penyerang tak dikenal yang menulis slogan xenophobia di dinding rumah ibadah dan meletakkan daging babi di sana.

Pawai yang diselenggarakan oleh anggota dewan kota Nordendam Nils Humboldt dan Mario Kauschmann, bersama dengan perwakilan regional dari Konfederasi Serikat Buruh Jerman, Mustafa Doğan, dihadiri oleh sekitar 2.000 orang, termasuk Wali Kota Nordenham Carsten Seyfarth dan perwakilan dari gereja regional dan kelompok Muslim.

Para pengunjuk rasa mengecam serangan itu, meneriakkan slogan-slogan yang mendukung kawasan itu sebagai daerah multikultural yang menolak rasisme.

Baca Juga:  Mahasiswa Oxford hingga Cambridge University Turun Gunung Bela Palestina

Anggota parlemen federal dari Partai Sosial Demokrat (SPD), Karin Logemann, dalam pidatonya di Markplatz tempat para pengunjuk rasa berkumpul setelah pawai mereka, memuji orang-orang di kawasan itu atas persatuan dan kerja sama mereka melawan xenophobia.

“Saya benci orang yang berpikir mereka lebih baik dari yang lain. Kita seharusnya tidak pernah mundur melawan rasisme,” ujarnya seperti dikutip Daily Sabah, Ahad (14/10).

Ketua Serikat Urusan Agama Islam Turki (DİTİB) untuk Lower Saxony dan Bremen, , yang juga berbicara di rapat umum, mengatakan orang Turki yang pertama kali datang ke Jerman karena alasan ekonomi 57 tahun yang lalu kini terintegrasi ke dalam masyarakat.

Baca Juga:  Polisi Bubarkan Paksa Protes Pro-Palestina di Universitas Paris

“Kami telah mencapai generasi keempat kami di Nordenham. Kami memiliki dua masjid di kota. Kami mengadakan festival dan pertemuan lain selama 30 tahun terakhir untuk mengatasi bias dan prasangka. Kami, yang mencoba untuk membentuk jembatan di antara masyarakat, ingin hindup dalam perdamaian.”

Dia mengecam politisi yang memulai perdebatan tentang apakah Islam adalah bagian dari Jerman atau tidak. “Islam dan Muslim milik Jerman dan merupakan bagian dari masyarakat yang lebih besar,” kata Karabacak.

Ia meminta semua orang yang berkumpul untuk mengirim isyarat ke seluruh penjuru negara bahwa Nordenham menyambut multikulturalisme. (T/R11/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.