Enam Cara Anda Bisa Bantu Pengungsi dan Migran

Setibanya di pantai Pulau Lesbos, Yunani, seorang anak pengungsi menangis. (Foto: UNHCR/Andrew McConnell)
Setibanya di pantai Pulau Lesbos, Yunani, seorang anak menangis. (Foto: UNHCR/Andrew McConnell)

Oleh Rudi Hendrik, wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Setiap hari, sekitar 3.000 pengungsi dan masuk ke Yunani yang merupakan gerbang masuk ke Benua Eropa, benua impian ekonomi para pengungsi dan migran.

Januari 2016 menjadi bulan paling mematikan bagi pengungsi dan migran yang berusaha mencapai Eropa melalui Laut  Mediterania. Sedikitnya 244 orang pengungsi meninggal di laut bulan itu.

Sepanjang tahun 2015, ada 3.771 kematian di Laut Mediterania, meningkat dari 3.279 pada tahun 2014.

Sedangkan jumlah pengungsi dan migran yang tiba di Eropa sepanjang tahun ini sebanyak 55.528, menurut data Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Terhitung sejak 1 Januari hingga tutup tahun 2015, lebih dari satu juta pengungsi dan migran, masuk ke sejumlah negara di benua Eropa.

Badan Urusan Pengungsi PBB UNHCR dan IOM mengungkap jumlah riil pengungsi dan imigran tersebut sampai dengan 25 Desember sudah mencapai  1.005.504 jiwa.

Jumlah itu, disebutkan sebagian besar masuk melalui kawasan Mediterania, yakni  970 ribu jiwa, baik  melalui darat maupun laut. Ledakan jumlah pengungsi tersebut, pertama kali masuk ke Eropa mayoritas melalui Yunani dengan jumlah 821.008 jiwa. Masuk melalui Italia 150.317 jiwa, dan melalui Bulgaria 29.959 jiwa. Sedang di Siprus sudah ada 269 jiwa dan di Spayol 3.845 jiwa.

Baca Juga:  Guinea Berpenduduk Mayoritas Muslim, Sepak Bola Olahraga Populer

Lebih dari separuh, tepatnya sekitar 63 persen dari jumlah pengungsi tersebut berasal dari Suriah. Kemudian sekitar 20 persen warga Afghanistan dan sekitar tujuh persen sisanya berasal dari Irak. Tiga Negara asal pengungsi ini, memang kini sedang dilanda konflik berkepanjangan hingga saat ini.

Pada Ahad, 31 Januari 2015, lembaga kepolisian Uni Eropa Europol mengatakan, lebih dari 10.000 anak pengungsi dan migran tanpa pendamping telah hilang di Eropa, dikhawatirkan banyak dari mereka dibawa ke lingkaran perdagangan seks atau perdagangan budak.

Jumlah tersebut dihitung selama 18-24 bulan terakhir.

Organisasi bantuan India, Khalsa Aid, memberi bantuan minuman kepada pengungsi Suriah di Serbia. (Foto: dok. TheBetterIndia.com)
Organisasi bantuan India, Khalsa Aid, memberi bantuan minuman kepada pengungsi Suriah di Serbia. (Foto: dok. TheBetterIndia.com)

Enam Cara Bantu Pengungsi

Berikut adalah beberapa cara Anda dapat membantu para pengungsi dari rumah.

Pertama, memberikan sumbangan atau donasi. Memberikan sumbangan keuangan kepada organisasi non-pemerintah (LSM) yang melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan kemanusiaan luar negeri. Ini dapat mencakup beberapa organisasi kemanusiaan internasional.

Save the Children, mendistribusikan barang-barang penting seperti popok, perlengkapan kebersihan dan makanan.

Red Cross Europe, menyediakan layanan kesehatan darurat di pusat stasiun kereta api.

Migrant Offshore Aid Station, didedikasikan untuk mencegah kematian migran di laut.

Baca Juga:  Ini Dia, Kejadian Penting di Bulan Dzulqa’dah

International Rescue Committee, meningkatkan kondisi kehidupan dengan mendirikan kamp-kamp.

Badan Pengungsi PBB (UNHCR), menyediakan air, kelambu, tenda, dan layanan kesehatan.

International Organization for Migration (IOM).

Refugee Action, memberi nasihat tentang klaim suaka, proses suaka, dukungan suaka.

Kedua, terlibat dengan kelompok akar rumput. Cara kedua ini lebih cenderung dilakukan oleh masyarakat di negara-negara Eropa yang dilalui atau disinggahi oleh para pengungsi dan migran.

Namun, itu tidak menghalangi masyarakat dari negara-negara benua lain untuk berpartisipasi dengan gerakan akar rumput di negaranya masing-masing yang memiliki rasa kepedulian terhadap pengungsi dan migran, yang berjuang mempertaruhkan nyawa dan hartanya.

Seperti JustGiving, organisasi penggalang dana ternama di dunia dengan cara online. Lebih 30 negara yang menyalurkan donasinya melalui JustGiving untuk migran di Calais, Perancis.

Ada pula Worldwide Tribe di Calais, sebuah blog travel yang mendokumentasikan kisah orang-orang di hutan Calais yang juga terhubung ke situs dana bantuan masyarakat crowdfunding.

Atau seperti gerakan Glasgow Solidarity with Calais Migrants yang dipelopori oleh Diane dan Bob dengan mengemudi menuju Calais membawa bantuan.

Side by Side, gerakan sebuah keluarga di Thurrock, Inggris, bergabung untuk membantu dengan memberikan pengungsi bantuan pokok kemanusiaan.

Ketiga, menjadi relawan, menyumbangkan, dan mengumpulkan dana. Tidak terkecuali bagi warga Indonesia yang ingin membantu dengan inisiatif menciptakan gerakan-gerakan kemanusiaan mengumpulkan dana bantuan khusus untuk para pengungsi.

Baca Juga:  Nikah Beda Agama Kembali Mencuat di Indonesia

Seperti yang dilakukan oleh para relawan Aqsa Working Group yang berpusat di Bogor. Bersama jaringan relawannya di berbagai provinsi Indonesia, organisasi peduli Masjid Al-Aqsha ini turun menggalang dana untuk pengungsi Suriah.

Doctors of the World, relawan medis internasional yang memberikan perawatan kepada orang yang rentan, advokasi untuk hak, serta kesehatan.

Music Against Borders, gerakan penggalangan dana melalui alat musik.

Keempat, membantu dengan cara membeli barang-barang khusus yang diperlukan oleh para pengungsi dan migran, terutama mereka yang bertaruh nyawa menyeberangi lautan. Seperti yang dilakukan oleh perusahaan toko online Amazon yang merilis daftar barang-barang yang menjadi kebutuhan para pengungsi dan migran.

Kelima, menyebarkan berita kondisi mereka kepada dunia melalui media sosial. Kemajuan dunia komunikasi yang begitu cepat dan mutakhir, sangat mendukung penyebaran informasi berita dunia. Akan lebih bermamfaat jika kondisi meprihatinkan para pengungsi diketahui oleh hati-hati yang pemurah dengan cara menyebarkan tentang apa yang mereka alami.

Keenam, mendoakan mereka. Inilah cara terbaik yang paling lemah untuk membantu para pengungsi.

Jutaan pengungsi yang eksodus ke negara-negara Benua Eropa sebagian besar adalah Muslim, terutama berasal dari negara Suriah, Afghanistan dan Irak.

Atau Anda pun memiliki inisiatif tertentu untuk membantu jutaan pengungsi yang meninggalkan rumah dan negerinya hanya untuk menyelamatkan hidupnya. (P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.