GENERASI PRODUKTIF CHINA DIHANTUI KEMATIAN DINI AKIBAT ROKOK

rokok your news wireBeijing, 27 Dzulhijjah 1436/11 Oktober 2015 (MINA) – Tiongkok dihantui ‘epidemi kematian dini’ akibat penggunaan tembakau rokok. Sebuah penelitian baru memperingatkan bahwa sepertiga dari semua orang yang saat ini berusia di bawah 20 tahun di China akan meninggal sebelum waktunya jika mereka tidak berhenti merokok.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis Lancet mengatakan dua-pertiga dari laki-laki di ‘Negeri Panda’ sekarang sudah mulai merokok sebelum usia 20 tahun.

“Sekitar setengah dari orang-orang tersebut akan mati dari kebiasaan merokok,” ungkap studi tersebut dalam kesimpulannya, seperti dilaporkan BBC, Jumat (9/10) waktu setempat.

Para ilmuwan melakukan dua studi berskala nasional dengan jarak 15 tahun dan melibatkan ratusan ribu orang sebagai responden.

Pada 2010, sekitar satu juta orang di Tiongkok meninggal akibat penggunaan tembakau. Namun para peneliti mengatakan jika kecenderungan ini terus berlanjut, maka jumlah orang yang tewas akibat kebiasaan merokok di China akan meningkat dua kali lipat menjadi dua juta orang pada 2030.

Studi anyar itu dilakukan oleh para ilmuwan dari Oxford University, Chinese Academy of Medical Sciences, dan Chinese Center for Disease Control.

Salah satu peneliti, Richard Peto, mengatakan ada harapan mencegah krisis kematian dini di Tiongkok itu terjadi jika orang-orang dapat dibujuk untuk berhenti menggunakan tembakau.

“Kunci untuk menghindari gelombang besar kematian ini adalah penghentian, dan jika Anda adalah seorang pria muda, jangan mulai (merokok),” katanya.

Konsumen rokok terbesar

Kebiasaan merokok begitu mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari di Tiongkok. Hanya segelintir kalangan yang memahami efek berbahaya dari penggunaan tembakau. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hanya 25% dari orang dewasa Tiongkok yang bisa mendeskripsikan bahaya spesifik dari merokok, dari kanker paru-paruhingga penyakit jantung.

Maka tidak mengherankan hanya 10% dari perokok China berhenti atas dasar pilihan atau keinginan murni.Sebaliknya, sebagian besar terpaksa meninggalkan rokok karena mereka sudah terlalu sakit untuk melanjutkankebiasaan buruk itu.

Ketika tingkat penggunaan tembakau telah menurun di negara maju, kebiasaan itu malah meningkat di Cina. Salah satu faktor penyebabnya adalah rokok amat mudah didapatkan. Tiongkok merupakan konsumen rokok terbesar didunia.

Satu dari tiga batang rokok yang dihisap oleh perokok di seluruh dunia adalah di China. ‘Negeri Tirai Bambu’ juga merupakan produsen tembakau terbesar di dunia.

Pihak berwenang Tiongkok telah menunjukkan keprihatinan atas masalah negatif rokok. Beijing bahkan telahmemperkenalkan larangan merokok di tempat umum. Tapi upaya pencegahan itu telah terhambat oleh kebiasaanmerokok masyarakat di sana. Di sisi lain pemerintah mengambil ‘untung’ dari rokok untuk penerimaan pajak.Pemerintah mengumpulkan sekitar 428 miliar yuan (US$67 miliar) dari pajak tembakau setiap tahun.

Secara global, menurut data WHO, tembakau membunuh hingga setengah dari penggunanya. Jadi, apa Anda masih akan merokok atau meninggalkan kebiasaan buruk itu? (T/P022/P4)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0