HAMAS : ISRAEL HARUS BERTANGGUNGJAWAB ATAS TERJADINYA MIGRASI WARGA GAZA

Shalah Bardawil, salah satu pemimpin pergerakan Hamas. Foto : Al Ray
Shalah Bardawil, salah satu pemimpin pergerakan . Foto : Al Ray

, 27 Dzulqadh 1435/22 September 2014 (MINA) – Shalah Bardawil, salah seorang pemimpin Hamas mengatakan bahwa Penjajah Israel adalah pihak yang seharusnya paling bertanggungjawab atas terjadinya migrasi warga Gaza lewat Laut Mediterania, demikian dikatakan Bardawil pada konferensi pers di Gaza, ahad 21/9

“Kami tegaskan, akar dari permasalahan ini adalah karena penjajahan yang masih berlangsung di dan Gaza. Penjajahan Israel adalah kekejaman terbesar yang mereka lakukan,” ujar Bardawil.

Ia juga menunjuk bahwa penjajah Israel adalah sumber semua masalah di Palestina. ” Tentu saja, termasuk setiap pihak yang terlibat dalam tindakan memblokade Gaza,” tegas Bardawil.

Dia mencatat, berdasarkan hasil investigasi ternyata 90 persen para imigran keluar dari Gaza menggunakan cara yang normal, yakni melalui perbatasan Rafah.

“Sangat sedikit imigran yang melalui terowongan,” kata Bardawil. Menurutnya, para imigran kemudian menuju ke pelabuhan Iskandaria dan bertemu dengan para penyelundup. “Disanalah mereka menggunakan perahu sebelum ditransfer ke Italia, atau ke Libya jika melalui jalan darat,” jelasnya.

Bardawil menyatakan, migrasi ini hanya terbatas pada kalangan anak anak muda di kawasan selatan Jalur Gaza, khususnya Rafah dan Khan Younis. “Motivasi mereka keluar adalah untuk keluar dari himpitan hidup di Gaza dan berfikir untuk mendapatkan hidup layak diluar,” ujarnya.

Peringatan untuk Imigran

Menyikapi migrasi warga yang keluar dari Gaza, Bardawil juga menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan sebuah kesalahan besar. Hal ini menurut Bardawil disebabkan posisi kawasan Palestina adalah tanah ribath (yang harus dijaga) dan Al-Ardhu Al-Muqaddas (kawasan yang disucikan). “Karenanya para ulama telah mengharamkan hijrahnya muslimin dari tanah ini,” tegasnya.

“Kami memperingatkan kepada rakyat kami semua, agar tidak tertipu oleh ilusi dunia lalu mencari kehidupan diluar,” kata Bardawil. Menurutnya, di Tanah Palestina tidak akan ada yang kelaparan di dalamnya, karenanya hijrah dari Palestina adalah bentuk kekejaman dan keharaman sebagaimana pendapat para ulama,” tegasnya.

Faktanya menurut Bardawil, kebanyakan orang-orang yang berhijrah adalah para pemuda malas yang terbuai oleh bujuk rayu dari kerabat mereka yang telah sukses. Ia mengatakan, bahwa para pemuda itu tidak memikirkan kembali resiko kesulitan yang akan terjadi dalam perjalanan sehingga membuat fikiran mereka tetutup.

“Inilah celah dimana para penyelundup mengambil keuntungan, ditambah lagi situasi keamanan yang begitu sulit selama agresi israel ke jalur Gaza bulan lalu,” ujar Bardawil.

Ia meminta, agar semua orang, pemerintah dan dunia diminta untuk secepatnya mencari solusi dan kebijakan terhadap permasalah ini. “Intinya adalah bahwa penjajahan Israel atas Palestina harus segera diakhiri,” kata Bardhawil.

Dia menekankan, agar pemerintahan rekonsiliasi mulai serius untuk mengangkat blokade tehadap Gaza. Dalam pandangannya, upaya rekonstruksi serta rehabilitasi kehidupan harus diupayakan segera. “Kita harus melakukan komunikasi dengan pihak luar yang terkait dengan operasi penyelundupan. Ini penting guna mengungkapkan kekejaman yang terjadi, berapa jumlah korban dan orang orang yang menjadi tawanan,” ujarnya.

Bardawil menyatakan, fenomena migrasi ini bukan hanya terjadi di Gaza namun juga terjadi di Tepi Barat. “Karena itu, Hamas akan mengadakan konferensi nasional dengan melibatkan semua kelompok, lembaga lembaga nasional untuk mempelajarinya,” ujarnya. (K01/R12)

Wartawan: Abu Al Ghazi

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0