KECURANGAN THE NEW YORK TIMES DALAM MENGHAPUS KEJAHATAN ISRAEL

Oleh: Robert Ross*
Menurut The , tidak ada penyerangan di Gaza, tidak ada penjajahan di Tepi Barat, dan tidak pernah ada peristiwa Nakbah (pembantaian masal etnis Palestina tahun 1948). Tiga artikel baru ini seakan menghapus rentetan kejahatan dari catatan sejarah.

Dalam sebuah artikel pada 13 Desember 2012 berjudul “Hamas Menang di Gaza, tapi Jatuh Miskin,” Steven Erlanger mengatakan bahwa kemiskinan Gaza semakin meningkat. Erlanger bahkan menyebutkan bahwa campur tangan Israel di Gaza pada  2008 dan 2012  bukan penyebab utama kemiskinan di Gaza.

Erlanger mengungkapkan hal tersebut berdasarkan kajian perkembangan regional di Gaza. Pajak dan biaya administrasi yang ditetapkan oleh Hamas sangat memberatkan warga Gaza. Peraturan tersebut membuat warga Gaza membenci Hamas karena mereka meyakini pajak tersebut digunakan untuk membiayai militer Hamas.

     Tidak Ada Blokade di Gaza
Sebenarnya, apa yang terjadi di Gaza adalah sebagai balasan atas roket-roket Hammas dan warga Gazalah yang harus merasakan penderitaan ini. Seorang tukang daging(43 tahun) ketika diwawancarai mengatakan bahwa itu semua adalah roket milik Hamas. Seorang lagi warga Gaza menambahkan, “ini semua adalah kehidupan yang sulit dan menyedihkan.”
Erlanger menggunakan kata “blokade” dalam tulisannya, untuk menggambarkan keadaan di Gaza yang sarat dengan kemiskinan, pengangguran, akibat ulah oleh Hammas.
Sementara Abu Sada, seorang ilmuwan politik di Universitas Al-Azhar mengatakan ”Kalau kita tidak paham asal-usul kondisi Gaza, pernyataan Erlanger mengopinikan seakan-akan Hammaslah keterpurukan warga Gaza.
Erlanger tidak mengungkap atas blokade darat, udara dan laut Israel atas Gaza apalagi dua serangan militer baru-baru ini di wilayah padat penduduk. Seorang pembaca yang kurang informasi akan dengan mudah menyimpulkan bahwa  penderitaan warga Gaza adalah tanggung jawab Hamas dan bukan karena serangan Israel.  Dengan demikian, menurut The New York Times, Hamas bertanggung jawab atas masalah Gaza, Israel tidak ada hubungannya dengan itu.
Tidak ada
Sebuah artikel Times tentang pengungsi Palestina di Suriah yang terbit tiga hari setelah cerita Erlanger tentang Gaza menggambarkan bahwa Palestina adalah tempat pengungsian pertama orang-orang Suria. Hal ini dibuktikan dengan serangan udara Suriah yang membunuh para pengungsi di Palestina atas perintah Assad (16 Desember 2012).
Menurut laporan terbaru Times rezim Suriah menyerang kamp Yarmouk di Damaskus, tempat ribuan pengungsi Palestina, Times menjelaskan bahwa di Palestina ada pembantaian etnis Palestina. Peristiwa waktu itu sebenarnaya hanyalah konflik antara Israel dengan keturunan mereka yang berada di pengungsian.” Jadi Nakbah adalah konflik antara kedua belah pihak sebenarnya sama.
Times sama sekali tidak menyinggung Resolusi PBB tahun 1949 yang khusus memberikan hak bagi warga Palestina yang ada di Suriah, Libanon, Yordania dan di tempat lain untuk kembali ke rumah mereka (yang sekarang direbut Israel).
Dengan artikel tersebut, Times seakan-akan membebaskan Israel dari tanggung jawab atas pembersihan etnis ratusan ribu warga Palestina.
Tidak ada pekerjaan
Sebuah artikel yang diterbitkan pada hari berikutnya, menyatakan bahwa tanah di Tepi Barat Yerussalem termasuk dalam wilayah hukum internasional di bawah hukum teritorial Israel (Steven Erlanger, “Tepi Barat, tanah kosong tapi penuh makna,” 17 Desember 2012).
Dalam pernyataan terbarunya Israel akan membangun permukiman di tepi barat yang diberi tanda E1.  Erlanger mengutip sebuah mitos buku Zionis: “ bahwa ini adalah tanah kosong yang bermakna “perjuangan”. Hal ini karena banyak permusuhan, perbedaan yang sulit teratasi serta ketidakpercayaan antara Israel dan Palestina”.
Dengan demikian, Tepi Barat (dengan semua permukiman ilegalnya, jalan-jalan, pos-pos pemeriksaan Israel, serangan militer Israel dan penghancuran rumah warga Palestina) menjadi sebuah wilayah yang klaim oleh dua pihak. Erlanger bahkan menyatakan bahwa Tepi Barat yang Ia beri nama  E1 adalah tanah perluasan negara Israel.
Bagi para pembaca, mereka akan bingung untuk memahami makna blokade di Gaza dan pemerintahan mana yang berdaulat secara sah di Gaza.
Jadi, apabila dilaporkan bahwa di Gaza tidak ada blokade Israel, tidak ada tragedi Nakbah, dan tidak ada penjajahan di sana, maka itu adalah opini menyesatkan yang bertentangan dengan kenyataan di Gaza.  Jika kita cermati, dalam kasus apapun, The New York Times selalu memihak Israel dengan menutupi kejahatan-kejahatannya terhadap masyarakat Amerika.
Masyarakat Amerika dibuat bingung ketika mereka membaca berita tentang Palestina. Mereka tidak tahu tentang sejarah, kondisi geografis dan politis Palestina.(T/R-025/R-008).

*Robert Ross adalah Asisten Profesor pada Studi Budaya Global di Universitas Point Park , Pittsburgh, Pennsylvania. Penelitian-penelitiannya banyak membahas politik-ekonomi geografi Israel, Palestina, Lebanon dan Amerika Serikat.

Miraj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0