KORBAN MAVI MARMARA PANTANG MENYERAH TUNTUT ISRAEL

Ketua lembaga kemanusiaan internasional berbasis di Turki, Insani Hak ve Hurriyetleri Insani, Yardim Vakfi (IHH), Bulent Yildirim. (Foto: IHH)
Ketua lembaga kemanusiaan internasional berbasis di Turki, Insani Hak ve Hurriyetleri Insani, Yardim Vakfi (IHH), Bulent Yildirim mengatakan, para korban serangan Israel di kapal Mavi Marmara tidak akan menyerah untuk menuntut keadilan atas aksi kejahatan yang dilakukan Israel pada armada bantuan kemanusiaan di perairan internasional pada Mei 2010 lalu.

Upaya menuntut keadilan dalam kasus Mavi Marmara pun ditempuh dengan jalur peradilan,hingga keputusan bru-baru ini dari peradilan bahwa hakim pengadilan mengumumkan untuk melakukan prosedur penangkapan tertuntut akan dilakukan pada sidang berikutnya, 26 Mei 2014 mendatang.

Kapal Mavi Marmara tergabung dalam armada kemanusiaan “Gaza Freedom Flotilla”, bersama kapal Sfendoni, Challenger I, Eleftheri Mesogios, Gazze I, dan Defne-Y, berlayar untuk membawa hanya para relawan dan bantuan kemanusiaan paling dibutuhkan ke Jalur Gaza-Palestina.

Serangan bersenjata dan pelanggaran hukum dilakukan oleh pasukan khusus militer Israel dengan menargetkan armada kemanusiaan  termasuk terhadap kapal Mavi Marmara di perairan internasionl Mediterania pada 31 Mei 2010.

Sembilan relawan bantuan kemanusiaan yang berada di dalam kapal Mavi Marmara meninggal dunia selama serangan itu, sementara 156 relawan lainnya terluka, dengan 52 dari mereka alami luka serius.

Sembilan relawan yang meninggal dunia merupakan warga negara Turki yaitu Furkan Doğan, Cevdet Kılıçlar, İbrahim Bilgen, Necdet Yildirim, Fahri Yaldiz, Ali Haydar Bengi, Cengiz Akyüz, Çetin Topçuoglu, Cengiz Songür, dan seorang wartawan Cevdet Kılıçlar

Para korban Mavi Marmara menuntut empat petinggi Israel yang memberikan perintah penyerangan terhadap kapal bantuan kemanusiaan menuju Jalur Gaza itu, yakni Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Israel saat itu, Letjen Gabi Ashkenazi; Panglima Angkatan Laut Israel, Laksamana Eliezer Marom; Kepala Intelijen Militer Israel, Mayjen Amos Yadlin, dan Kepala Intelijen Angkatan Udara Israel, Brigjen Avishai Levi.

Baca Juga:  Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (1): Peran Strategis Indonesia dalam Pembebasan Baitul Maqdis

Keempat petinggi militer Israel itu didakwa dengan dakwaan berlapis meliputi “pembunuhan disengaja” , “upaya pembunuhan yang disengaja”, “sengaja menyebabkan cedera serius pada tubuh atau kesehatan”, ” menjarah “, “pembajakan atau merebut kapal maritim”, “sengaja menyebabkan kerusakan properti”, “pembatasan kebebasan rakyat dan menghasut kejahatan” untuk masing-masing tersangka.

Tim Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang mengikuti sidang peradilan kelima kasus Mavi Marmara di Istanbul-Turki beberapa waktu lalu berkesempatan mewawancarai Bulent Yildirim.

Berikut petikan wawancara Ketua IHH Bulent Yildirim dengan Tim MER-C:

MER-C: Apakah Anda lebih optimis mengenai hasil dari sidang kasus Mavi Marmara yang diselenggarakan di Mahkamah Pidana Tinggi Turki atau yang digelar di Mahkamah Pidana Internasional Belanda?

IHH: Bagi Saya sidang yang paling penting adalah sidang yang diadakan di Turki karena yang menjadi korban meninggal dari penyerangan kapal bantuan kemanusiaan Mavi Marmara oleh pasukan militer Israel adalah warga Turki dan hasil sidang ini akan menjadi preseden.

MER-C: Saat saksi (korban) kasus Mavi Marmara menyebutkan pada sidang mengenai adanya tentara khusus Israel yang mampu berbicara dengan bahasa Turki dengan sangat baik pada saat penyerangan. Hal itu menandakan dari pasukan khusus Israel itu ada yang berasal dari warga negara Turki. Apa yang Akan Anda lakukan tentang hal ini?

IHH: Orang-orang Yahudi yang hidup tersebar di seluruh dunia yang ingin menjadi warga negara Israel harus berpartisipasi dalam dinas militer dan tidak menutup kemungkinan ada banyak warga Yahudi Turki yang berpartisipasi dalam dinas militer Israel.

Baca Juga:  Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (1): Peran Strategis Indonesia dalam Pembebasan Baitul Maqdis

Dan mengenai orang-orang dari warga negara asing yang berpartisipasi menjadi tentara Israel, mereka juga berperang melawan penduduk Palestina. Seperti beberapa warga Turki yang merupakan bagian dari kelompok tentara Israel yang menyerang kapal kemanusiaan Mavi Marmara dan armada Freedom Flotilla. Sekarang kami berusaha untuk menemukan orang-orang tersebut dan pada saat mereka berhasil ditemukan, kami akan membawa mereka ke pengadilan atas kejahatan yang mereka lakukan.

Tentara Israel yang berbahasa Turki itu hingga kini tidak diketahui keberadaannya. Jika tentara Israel yang menjalani dinas militer juga menyerang orang-orang Palestina di Palestina, dan sekarang kami sedang mencari mereka.

MER-C: Apakah ada upaya yang dilakukan oleh pihak Israel untuk menutup kasus ini?

IHH: Permintaan maaf dan negosiasi melalui pemberian kompensasi oleh pihak Israel adalah sebagai bagian dari upaya mereka untuk menutup kasus Mavi Marmara ini. Menutup kasus ini telah diminta sebagai kondisi mereka untuk meminta maaf dan pemberian kompensasi mereka. Israel juga menekan pemerintah Turki untuk menerima penutupan kasus ini dan dengan menempatkan Turki berada di sudut dan berkolaborasi dengan negara-negara tetangga secara finansial dan politik.

Mereka mencoba untuk menggunakan semua jenis tekanan pada Turki untuk menutup kasus ini dan selain itu mereka juga menjalankan kampanye yang sangat besar terhadap IHH agar kasus ini harus ditutup. Mereka tahu bahwa IHH adalah aktor utama dalam melanjutkan kasus Mavi Marmara ini.

Mereka sekarang mencoba untuk melemahkan IHH dan pada akhirnya mereka ingin membuat IHH untuk menerima kondisi mereka, akan tetapi kami tidak akan pernah berhenti. Kami akan terus mberupaya meraih hasil dari sidang kasus ini.

Baca Juga:  Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (1): Peran Strategis Indonesia dalam Pembebasan Baitul Maqdis

MER-C: Apa yang terjadi pada kasus Furkan Dogan itu?

IHH: Dalam kasus Furkan Dogan –salah satu korban di kapal Mavi Marmara- kita menuntut Israel untuk memberikan kompensasi tetapi hakim menolak kasus ini mengklaim Bahwa perwakilan Furkan Dogan tidak bisa menuntut Israel. Dan sayangnya Israel telah melakukan lobi, hingga kini mereka masih melakukan lobi-lobi di Turki dengan para birokrat dan hakim serta salah satunya (yang sedang dilobi) adalah salah satu dari hakim kasus ini, dan hal itu adalah mengapa kasus Furkan Dogan ditutup. Namun, sekarang kami akan mencoba melimpahkan kasus ini pada pengadilan yang lebih tinggi dan kita akan lihat hasilnya nanti.

MER-C: Kasus Mavi Maramara Ini adalah kasus Multi-dimensi, di mana Anda benar-benar tidak akan pernah berhenti menggugat entitas Zionis Israel untuk bertanggung jawab atas segala kejahatannya. Apa hasil yang Anda harapkan dari kasus Mavi Marmara ini dan berapa lama Anda akan mengejar kasus ini?

IHH: Para penjahat harus diadili atas kejahatan-kejahatan yang dilakukan mereka sehingga keadilan ditegakkan dan sekarang mereka berada dalam situasi terjepit sehingga komunitas dunia menuntut mereka untuk segera membayar semua kejahatan yang dilakukan.

Dan kami yakin otoritas Zionis Israel akan berhasil diseret ke pengadilan. Kami hanya bergantung pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan kami percaya bahwa Allah akan membantu kami dalam mencapai tujuan ini.(L/P02/EO2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0