DAMASKUS AMAN, MAHASISWA INDONESIA SILATURAHIM KE ULAMA-ULAMA SURIAH

Foto: KBRI Damaskus
Foto:

Damaskus, 7 Syawwal 1436/23 Juli 2015 (MINA) –  Sebagai bentuk penghormatan kepada para guru dan ulama, (PPI) melaksanakan dengan para ulama di Damaskus (19/7).

“Ini kebiasaan kami setiap tahun. Selain bersilaturahim, kami juga minta didoakan agar studi kami lancar, apalagi di tengah krisis akhir-akhir ini,” ujar Mahrus, Ketua sebagaimana  diberitakan Kemenlu  yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.

Kunjungan pertama diadakan kepada Syeikh Dr. Taufiq al-Buthi, Ketua Persatuan Ulama Suriah sekaligus Dekan Fakultas Syariah Universitas Damaskus. Menerima para pelajar Indonesia di kantornya di sebelah Masjid al-Buthi, Dr. Taufik menyampaikan bahwa merasa sangat senang sekali jika dikunjungi muridnya, terkhusus pelajar dari Indonesia. Menurut Dr. Taufik, para pelajar Indonesia dikenal baik dan rajin.

Putra dari ulama besar Suriah Dr. Said Ramadhan al-Buthi ini terkenal sebagai ulama yang gemar memakai peci kopiah hitam ala Indonesia.

Setelah itu, para pelajar Indonesia melanjutkan kunjungan berikutnya ke Dr.drg. Khoir Sya’al, seorang pengajar aktif di universitas-universitas dan masjid-masjid yang berada di sekitar kota Damaskus, khususnya di Institut Syekh Ahmad Kaftarou di mana sebagian besar mahasiswa Indonesia berkuliah. Selain mengajar agama di universitas, Dr. Khoir Sya’al juga merupakan seorang dokter gigi yang masih aktif membuka praktek di dekat kediamannya setiap hari. Di tengah perang dan krisis berkepanjangan yang melanda Suriah, tidak jarang seorang ulama besar merangkap profesi sebagai dokter, baik dokter umum ataupun spesialis.

Dr. Khoir Sya’al menyampaikan rasa bahagia karena pelajar Indonesia mampu bertahan untuk tetap menuntut ilmu agama dan menjalani kehidupan bersama penduduk Suriah walaupun dalam susana yang terbatas dampak dari konflik yang sudah berlangsung lebih dari empat tahun ini. Ia berpesan agar para pelajar semakin gigih untuk berpartisipasi dalam majlis dzikr dan pengajian mingguan yang rutin diadakan para guru di Damaskus.

“Apakah di Indonesia ada kebiasaan ‘idiyah (angpao lebaran)?” Tanya Dr. Khoir Sya’al kepada para pelajar saat pamitan. Para pelajar pun mengangguk sambil tersenyum malu-malu. Lalu Dr. Khoir Sya’al pun segera membagikan ‘idiyah kepada para pelajar Indonesia dalam jumlah yang cukup besar untuk pelajar.

Silaturahim pun dilanjutkan ke Syeikh Dr. Hani Sya’al, seorang ulama muda yang dikenal  memiliki spesialisasi dalam ilmu Fikih dan hubungan rumah tangga. Di rumah Dr. Hani Sya’al, para pelajar Indonesia diminta menyanyikan nasyid atau sholawat khas Indonesia. “Saya dengar sholawat di Indonesia memiliki keragaman dan keunikan tersendiri,” ujar adik dari Dr. Khoir Sya’al itu.

Menurut diplomat fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Damaskus, AM.Sidqi, kondisi keamanan Suriah yang berangsur-angsur membaik selama bulan Ramadhan ini membuat para pelajar dapat belajar dan beraktivitas dengan tenang.

“Pada tahun-tahun sebelumnya, terjadi baku tembak di daerah sekitar kampus Universitas Ahmad Kuftaro. Maka dari itu, Pemerintah RI mengeluarkan kebijakan untuk merepatriasi seluruh WNI dari Suriah. Namun tahun ini kondisi jauh lebih tenang meski penjagaan dan check point tentara masih di mana-mana.”(L/R04/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0