LEBIH DARI 400 PENGUNGSI MENYEBERANG MENUJU KROASIA

Kroasia
Foto: Anadolu Agency

Vukovar, , 4 Dzulhijjah 1436/18 September 2015 (MINA) – Lebih dari 400 menyeberang dari Serbia menuju Kroasia para Rabu (17/9), kata seorang pejabat Kroasia.

Perjalanan para imigran di sekitar wilayah Vukovar terbilang berbahaya. Sebab, ranjau darat yang tersisa dari perang tahun 1990-an di negara bekas Yugoslavia itu bisa saja masih aktif dan meledak.

“Sampai saat ini, sekitar 400 orang telah tiba di perbatasan Kroasia. Setelah dicatat otoritas terkait, kami akan menampung mereka di tempat yang sudah disediakan,” kata kepala SAR lokal, Zdravko Kolik, seperti dilaporkan Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Kolik menambahkan, lebih dari 250 orang telah dibawa ke Zagreb dengan menggunakan bus. Sementara itu, 163 orang lainnya dibawa ke pusat pendaftaran pencari suaka di sebuah wilayah penyangga, sekitar 20 kilometer dari daerah ibu kota.

Ratusan pengungsi yang berkumpul di sebuah wilayah perbatasan antara Serbia-Hungaria, Horgos, bergerak maju ke Kroasia. Pasalnya, akses menuju Hungaria kian sulit. Selain itu, mereka diserang gas air mata oleh personel anti-huru hara Hungaria.

Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, mengatakan akan menutup “pintu” kepada para pengungsi selama sebulan. Serbia mengutuk tindakan Hungaria dan akan mengajukan protes resmi.

Di Bulgaria, para pejabat mengatakan mereka khawatir pada jumlah migran berkumpul di provinsi utara Edirne Turki, yang berbatasan darat dengan Bulgaria dan Yunani.

“Hal ini tidak yakin di mana pencari suaka berkumpul di wilayah Edirne Turki akan pergi,” kata Menteri Dalam Negeri Rumyana Bachvarova.

“Bulgaria memonitor perkembangan sebagai tindakan pencegahan. Sebuah jumlah yang cukup pasukan yang diperlukan untuk mengirim ke perbatasan karena masuknya pencari suaka. ”

Dewan Keamanan Nasional Kroasia mengumumkan akan mengadakan pertemuan Jumat ini untuk membahas krisis.

Vukovar, daerah Kroasia paling timur, merupakan areal pertempuran yang intens antara Serbia dan Kroasia pada 1990-an dan sejumlah besar ladang ranjau masih tertanam di daerah itu.(T/P005/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0