Maemuna Center Berencana Bangun RS Ibu dan Anak Indonesia di Jalur Gaza

Jakarta, MINA – yang merupakan bagian dari Lembaga Kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) bidang perempuan dan anak-anak Palestina, berencana  membangun Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di , Palestina.

Rencana pembangunan Rumah Sakit ini diumumkan saat penutupan acara tahunan AWG, Bulan Solidaritas Palestina 2023, pada 3 Desember lalu di Jakarta.

Ketua Maemuna Center Onny Firyanti Hamidy mengatakan kepada MINA, Sabtu (16/12), inisiasi pembangunan RSIA ini karena melihat korban terbanyak dalam yang masih terus terjadi di Jalur Gaza saat ini, 70% adalah anak-anak dan perempuan. Bahkan PBB mencatat setidaknya ada 50 ribu wanita hamil di Gaza yang tentu sangat membutuhkan pertolongan, selama masa peperangan ini.

Selain itu Maemuna Center sendiri juga fokus programnya adalah untuk ibu-ibu dan anak-anak Palestina. Untuk itu, Maemuma Center melihat perlunya RSIA Indonesia ini segera dibangun.

Onny mengatakan, RSIA ini rencananya akan dibangun dua lantai dengan luas tanah 1.200 m2 dan kapasitas 40 bed. Ruangannya terdiri dari 1 ruang persalinan, 2 ruang operasi, 6 poliklinik, 1 ruang emergency, 1 ruang radiologi, 1 laboraturium, 1 apotek, basement dan fasilitas pendukung lainnya.

Ia menambahkan, untuk biaya pembangunan sendiri diperkirakan akan mencapai Rp. 80 miliar. Namun ini perkiraan awal dan kemungkinan masih akan ada perubahan apabila terjadi kenaikan harga material, tenaga kerja dan lainnya.

“Ini tentu tidak mudah dan akan ada banyak tantangan mengingat situasi di Palestina saat ini. Namun kita hadapi bersama jadi tantangannya lebih mudah dihadapi. Karena saya juga berharap ini bisa menjadi program bersama, yang dikerjakan bersama-sama dari berbagai pihak. Terutama tim-tim ahli termasuk di bidang medis,” kata Onny.

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini mengingat situasi perang yang masih berlangsung di Gaza sejak Oktober lalu, maka rencana pembangunan RSIA masih dalam tahap permohonan izin, kordinasi dengan berbagai pihak dan menggalang dukungan. Adapun target pembangunan dapat terealisasi pada akhir tahun 2026.

Untuk lokasi, Onny mengatakan akan menginfokan lebih lanjut jika semua proses dan perizinan sudah siap.

“Semoga perang cepat berakhir sehigga kita dapat segera merealisasikan pembangunan rumah sakit kedua dari masyarakat Indonesia untuk Palestina ini,” tutur Onny.

Sebelumnya Indonesia telah membangun di Bait Lahiya, Gaza Utara, yang diinisiasi oleh Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) bekerja sama dengan jaringan Pondok Pesantren Al Fatah. RS Indonesia di Gaza mulai dibangun pada 2011 dengan sumbangan dari Indonesia sejumlah Rp 126 miliar.

RS Indonesia menjadi salah satu tumpuan utama fasilitas kesehatan di Jalur Gaza. RS ini merupakan salah satu tempat di mana korban serangan Israel dibawa dan diobati. Namun pada Senin (20/11/2023) dini hari, tentara Israel melakukan serangan ke RS Indonesia yang mengakibatkan kerusakan parah. Tindakan ini mendapat kecaman dari banyak pihak dan merupakan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

Tentara Israel juga memaksa pengosongan Rumah Sakit. Tenaga medis, para pasien serta pengungsi termasuk tiga relawan Indonesia yang berada di sana terpaksa dievakuasi ke Gaza Selatan. Untuk itu, saat ini RS Indonesia di Jalur Gaza berhenti beroperasi. (L/R7/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

 

Wartawan: sri astuti

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.