Rabat, MINA – Dalam rangkaian acara Muhibah ke Rabat, Maroko, delegasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan kunjungan ke al-Majlis Al-ilmy al-A’la sebagai lembaga yang langsung dipimpin oleh Raja untuk membina dan menata kehidupan beragama di Maroko.
Delegasi MUI yang terdiri dari Sekjen MUI Dr. Amirsyah Tambunan, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua Bidang Seni dan Budaya Dr. Jeje Zainudin, Bendahara Dr. Erni Juliana dan Trisna Djuwaeli, serta beberapa pengurus pusat lainnya.
Menurut siaran pers yang diterima MINA, Senin (29/4), Al Majlis al ilmi al a’la (MIA) dalam kegiatan sehari-harinya dipimpin oleh sekjen nya Syekh Dr. Muhammad Yusuf.
Lembaga ini memiliki tugas untuk menggkoordinasi berbagai program dakwah dan kemasjidan di seluruh Maroko.
Lembaga ini memiliki struktur di tingkat pusat hingga wilayah, untuk memakmurkan berbagai masjid dan menata dakwah Islam di seluruh wilayah Maroko.
Baca Juga: Utusan PBB Peringatkan Pengungsi Tidak Kembali Dulu ke Suriah
Di Indonesia, MIA dapat disamakan perannya dengan MUI dalam hal pembinaan kehidupan beragama. Bedanya, MUI tidak berwenang mengangkat dan menggaji tenaga-tenaga takmir, imam dan khatib sedangkan MIA mengangkat dan menempatkan mereka sebagai pegawai negeri urusan takmir dan dakwah.
Dalam sambutannya, Sekjen MIA menyatakan, kebahagiaanya yang mendalam karena dapat bertatap muka langsung dengan para ulama dari Indonesia.
Hal itu menurutnya karena Indonesia memiliki posisi khusus di hati orang-orang Maroko. Posisi khusus itu disebabkan oleh dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Maroko.
Dalam sambutannya, Sekjen MUI Dr. Amirsyah Tambunan memperkenalkan delegasi MUI dan menjelaskan tentang misi MUI untuk membangun jejaring lembaga keulamaan dunia. Atas dasar itulah, MUI melakukan berbagai komunikasi dengan lembaga keulamaan di Palestina, Yordania, Uzbekistan, Mesir, Australia, dan Maroko.
Baca Juga: Israel Serang Suriah 300 Kali Sejak Assad Jatuh, Situs Militer Jadi Sasaran
Hal itu menurut Dr. Amirsyah ditujukan utk menyamakan persepsi dan bertukar pengalaman tentang pembinaan kehidupan beragama yang kontributif bagi perkembangan peradaban.
Melanjutkan penjelasan Dekjen MUI, Dr. Andy Hadiyanto selaku Sekretaris Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI menjelaskan peran MUI sebagai mitra pemerintah dan keinginan MUI untuk menjalin kerjasama kongkrit dengan MIA, khususnya dalam manajemen dakwah Islam dan kegiatan takmir masjid.
Dalam pertemuan tersebut, Sekjen MIA menghadiahkan kitab Al-Muwaththa karya Imam Malik yang ditahqiq oleh para Ulama MIA. Sebaliknya Prof Sudarnoto selaku Ketua Bidang HLNKI MUI menghadiahkan beberapa buku yang dihasilkan MUI diantaranya prosiding Muktamar tentang agama, perdamaian, dan peradaban, buku Wisata Halal, dan buku Panduan Fatwa MUI.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kerajaan Saudi Sampaikan Pernyataan atas Perkembangan Terkini di Suriah