Istanbul, MINA – Ketua Gerakan HAM dan Keadilan IHAK Cihat Gökdemir di Turki meminta para pemimpin Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk secara tegas memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat terkait dukungan negara itu mengklaim Yerusalem sebagai milik Israel.
Dalam sebuah orasi pada Rabu (13/12) di Istanbul, Cihat Gökdemir membacakan sebuah pernyataan bersama yang menyebutkan bahwa masyarakat internasional saat ini menggantungkan nasib situs suci umat Islam di Yerusalem kepada para pemimpin OKI.
Pada hari yang sama, para pemimpin OKI sedang melangsungkan pertemuan KTT Luar Biasa di Istanbul yang membahas keputusan sepihak Donald Trump tersebut.
“Perhatian seluruh dunia Islam baik di Asia, Afrika sampai ke Eropa dan Timur Tengah sedang tertuju kepada keputusan-keputusan yang akan dibuat di pertemuan ini. Masing masing negara yang terwakili di sini sedang menunggu keputusan akhir yang diharapkan dapat menolong Yerusalem, kota suci kita,” kata Cihat saat membacakan pernyataan.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Melihat sikap AS yang tidak pro terhadap Palestina, Cihat meminta OKI mencari jalan tegas terhadap AS. Jika bersatu, menurutnya, negara-negara Islam akan menang.
“Negara negara Islam harus memutus semua hubungan politik, perdagangan, diplomatik dan ekonomi dengan Israel dan semua persetujuan yang dibuat dengan Israel, yang dapat digunakan untuk merugikan Palestina harus dihapuskan. Semua negara anggota harus mengajak negara lain untuk memboykot dan mendeklarasikan embargo atas Israel,” teriaknya.
Dia melanjutkan, kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina sejak 1948 sudah semestinya di bawa ke mahkamah internasional.
“Kejahatan kejahatan yang telah dilakukan oleh Israel harus dipersidangkan di depan sebuah mahkamah internasional, yang dapat diciptakan dengan dukungan dari OKI,” tambahnya.
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Cihat juga menegaskan pentingnya peran OKI untuk mengambil alih permasalahan yang menyangkut umat Islam di dunia, alih-alih PBB yang selama ini tidak adil dengan hak veto-nya.
“Mayoritas bangsa di dunia sedang mencari solusi di tengah ketidak adilan PBB dengan sistem veto nya. Saat saat di mana pelanggaran HAM, kejahatan perang, dan aksi terror sedang menyebar, apa yang kita inginkan hanya dapat dilakukan dengan mengharap kepada OKI, sebuah organisasi unik dan kuat di dunia Islam, untuk dapat menjadi sebuah orgasnisasi yang lebih efektif dan memiliki kekuatan sanksi,” ujarnya.(L/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan