“Insya Allah Palestina akan merdeka dan damai kembali,” kata Naufal saat wawancara bersama Kantor Berita MINA tentang motivasinya menyalurkan donasi dari uang hasil tabungannya, Ahad (5/2).
Naufal Alifta Saputra, siswa kelas enam di Sekolah Paradisa Cendikia ini baru saja mengunjungi Kantor Lembaga Kegawatdaruratan Medis, MER-C Indonesia beberapa waktu lalu. Naufal akan mendonasikan uang hasil tabungan dan donasi yang ia kumpulkan dari sekolahnya untuk Palestina melalui MER-C.
“Insya Allah kalau uangnya banyak nanti saya kasih ke MER-C. Kalu MER-C udah terima uang dari donasi yang saya kumpulkan di sekolah, nanti MER-C kirim ke Palestina jadi uangnya bisa berguna untuk membeli kebutuhan atau membangun tempat tinngal mereka,” kata Naufal.
Anak laki-laki yang menyukai olahraga Taekwondo ini mengatakan, ia tergerak untuk memberikan bantuan bagi rakyat Palestina berawal dari sekolahnya yang memberikan tugas akhir untuk siswa kelas enam dengan mengangkat tema social conflict.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
“Jadi tugas akhir kelas enam ini menulis dengan tema social conflict dan saya mengambil judul tentang perang Palestina-Israel dan tugas saya mencari informasi tentang Palestina ini. Saya ingin membantu mereka karena saya lihat di berita atau sosial media, mereka kehilangan keluarga, saudara, sekolah, tempat tinggal dan rumah sakit,” kata siswa kelas enam yang sudah tiga tahun berturut-turut menjuarai lomba adzan itu.
“Kalau rumah sakit di bom kemudian mereka sakit mereka berobat di mana? Jadi saya mau membatu mereka, melalui action tugas akhir ini saya mau membuat open donasi, mengumpulkan uang dengan membuat kotak dan poster di lobi sekolah saya. Jadi kalau teman-teman ada yang mau donasi ke Palestina bisa taruh saja uang di kotak itu,” tutur Naufal.
Menurutnya, apa yang dilakukan ini juga menjadi bagian dari kewajiban sebagai seorang Muslim untuk membantu sudara-saudara di Palestina, yang salah satu caranya adalah memberi bantuan berupa uang untuk mereka.
“Harus banget, karena di Indonesia banyak orang Muslim, dan sesama muslim itu harus saling menolong saudara muslim yang lain, seperti di Palestina,” katanya saat ditanya tentang kewajiban membela Palestina.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Dukungan dari keluarga dan sekolah
Lebih lanjut ia mengatakan, pengetahuanya tentang konflik yang terjadi di Palestina sudah ia dapatkan sejak kecil dari keluarga dan sekolahnya, tapi saat itu ia belum paham betul apa yang terjadi di sana. Melalui tugas akhir yang diberikan sekolah, Naufal akhirnya mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan mencari tahu tentang konflik Palestina-Israel ini.
“Sebeneranya guru-guru juga banyak cerita, tapi dulu saya belum paham tentang Palestina dan di kelas enam ini mulai mengerti. Saya cari lebih banyak lagi informasi tentang Palestina,” kata Naufal.
Ibu dari Naufal, Novita Berliani, juga mengatakan ia sering mengajarkan tentang kepedulian terhadap rakyat Palestina kepada anak-anaknya.
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
“Terkadang kalau saya melihat berita tentang Palestina, saya perlihatkan kalau di luar sana ada yang makanya susah, tidurnya juga tidak tenang. Kita makan enak, tidur gampang. Jadi sejak mereka kecil saya juga sudah suka sharing cerita sama anak-anak,” ujar Novita.
Ia juga mendukung tugas akhir Naufal, meski awalnya sempat kaget karena pembahasan tentang Konflik Palestina-Isral ini menurutnya cukup berat.
“Waktu sekolah kasih tahu dia ambil tema ini, saya juga kaget, pilihnya kok agak berat. Saya juga bingung gimana action-nya nanti. Tapi saya juga takjub ketika dia ambil tema ini. Saya senang rasa kepedulianya timbul. Akhirnya saya mencari banyak info tentang Palestina dan kita pilih donasi untuk aksinya,” ujar Novita.
“Kebetulan akhirnya dari berdonasi itu bisa menimbulkan rasa pedulinya. Dia jadi lebih tahu di luar sana itu banyak anak-anak yang tidak seberuntung kita. Alhamduliilah ada dampak positif dari tugas akhirnya. Mudah-mudahan bermanfaat,” tambahnya.
Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara
Terakhir Naufal menyampaikan harapannya Palestina bisa segera merdeka dan rakyatnya hidup dengan damai.
“Saya mau mereka juga merdeka dan hidup damai kembali khusunya anak-anak bisa senang, tidak sedih, bisa sekolah, bermain dan bertemu teman-temanya lagi,” ujarnya.
Saat ini Naufal masih terus mencari informai untuk melengkapi tugas akhirnya dan mempersiapkan aksinya mengumpulkan donasi di sekolah. Rencananya donasi yang terkumpul akan diserahkan ke MER-C pada Bulan Maret mendatang.
Mari doakan agar Naufal bisa menyelesaikan tugas akhirnya dan mendapatkan hasil yang terbaik. Semoga apa yang dilakukan Naufal dapat menginspirasi kita, agar terus meningkatkan kepedulian terhadap saudara-saudara kita di Palestina yang saat ini masih berada di bawah penjajahan Zionis Israel. (L/R7/P1)
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah