Kuala Lumpur, 9 Rabi’ul Awwal 1438/9 Desember 2016 (MINA) – Pemimpin kelompok migran Muslim Rohingya di Malaysia mengatakan, sekitar 90.000 etnisnya sudah ada di negara itu dan siap menerima pekerjaan.
Pernyataan itu muncul sehari setelah pemerintah Myanmar mengumumkan tidak akan lagi mengirim pekerjanya ke Malaysia, seiring menegangnya hubungan kedua negara dalam sepekan terakhir.
Presiden Masyarakat Rohingya di Malaysia (RSM) Faisal Islam Muhammad Kassim mengatakan kepada BenarNews pada Kamis (8/12) yang dikutip MINA, memungkinkannya migran Rohingya mendapatkan pekerjaan dan pendidikan di Malaysia akan membantu mereka yang tinggal di rumah tampung untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
“Kami ingin bekerja dan mendapatkan penghasilan sendiri,” kata Faisal, seorang lulusan statistik dari sebuah universitas di Myanmar yang bekerja di Malaysia sebagai penerjemah di sebuah media.
Menurutnya, setelah mendapat pekerjaan legal dan penghasilan, mereka bisa mendapat akses ke asuransi kesehatan. “Anak-anak kita juga dapat menerima pendidikan yang layak,” kata Faisal yang sudah tiga tahun di Malaysia.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Federasi Pengusaha Malaysia (MEF) Syamsuddin Bardan mendukung gagasan itu setelah kebijakan Myanmar pada Rabu.
“Saya pribadi percaya ketika pemerintah Myanmar memutuskan untuk menghentikan pengiriman pekerja, pemerintah (Malaysia) harus memungkinkan pengungsi Rohingya yang saat ini berada di Malaysia untuk bekerja. Tapi kebijakan ini harus tegas. Tidak boleh ada pengungsi yang datang setelah tanggal tertentu diizinkan bekerja, sehingga negara tidak akan dibanjiri oleh pengungsi Rohingya,” kata Syamsuddin.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Sementara itu, Kementerian Sumber Daya Manusia Malaysia belum menerima pemberitahuan resmi dari Myanmar tentang larangan terhadap pekerja migran menuju ke Malaysia.
Menteri Richard Riot mengatakan, langkah tersebut tidak akan mengubah jumlah pekerja asing di negara itu. “Sekitar 100.000 pekerja Myanmar bekerja di Malaysia dengan sebagian besar dari mereka di sektor manufaktur,” katanya.
Richard menambahkan, bangsa itu memiliki pekerja asing yang cukup di mana sebagian besar berasal dari Bangladesh. Selain itu, Malaysia baru-baru ini menandatangani nota kesepahaman dengan Kamboja untuk membawa pekerja. (T/P001/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza