PENGAMAT: PALESTINA-ISRAEL HARUS KEMBALI LAKUKAN GENCATAN SENJATA

Hamdan Basyar ( foto: mirajnews.com)
Peneliti politik Timur Tengah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (), Hamdan Basyar. (Foto: mirajnews.com)

Jakarta, 24 Syawwal 1435/20 Agustus 2014 (MINA) – Seorang  mengatakan, pihak dan  harus kembali melakukan .

Peneliti politik Timur Tengah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hamdan Basyar, menegaskan, kedua pihak harus melakukan gencatan senjata dan kembali mengadakan perundingan agar tercipta kesepakatan damai dan menghentikan konflik yang berkepanjangan.

“Kedua pihak harus sepakat melakukan kembali genjatan senjata juga memulai lagi perundingan,” kata Hamdan kepada Mi’raj islamic News Agency (MINA), Rabu (20/8).

Menanggapi keputusan Zionis Israel yang membatalkan perundingan tidak langsung di Kairo, Basyar melanjutkan, sikap entitas Zionis itu menunjukkan bahwa pihaknya tidak menginginkan adanya perdamaian.

Baca Juga:  Dasasila untuk Palestina dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah Seluruh Indonesia

“Israel justru takut Palestina akan semakin kuat. Ketika dan Fatah melakukan konsolidasi, hal itu akan mematahkan tuduhan Israel bahwa Hamas adalah “teroris” yang harus dihancurkan,” ujar Direktur Eksekutif  Indonesian Society of Middle East Studies (ISMES) itu.

Perundingan tidak langsung antara Palestina dan Zionis Israel yang tengahi Mesir, kembali gagal setelah sebelum berakhirnya batas waktu perpanjangan gencatan senjata yang diusulkan Mesir pada Selasa (19/8) pukul 24.00 waktu , Israel kembali menyerang Jalur Gaza.  Mereka membombardir sebuah rumah di bilangan Shaikh Ridwan utara Kota Gaza Selasa malam,  menyebabkan  tiga orang syahid dan 15 lainnya luka-luka.

Belakangan diketahui  dua orang yang syahid pada serangan tersebut adalah istri dan anak perempuan Muhammad Al-Dhaif, Panglima Tertinggi Brigade Izzuddin Al-Qassam, sebagaimana pernyataan resmi Mousa Abu marzouk, Anggota Biro Politik Hamas, Selasa malam.

Baca Juga:  Puan: MIKTA Desak Israel Lakukan Gencatan Senjata Permanen

Koresponden MINA di Gaza melaporkan, Israel sendiri mengklaim serangan yang tiba-tiba dan tanpa peringatan tersebut merupakan serangan yang menargetkan Muhammad Al-Dhaif, namun fakta di lapangan menegaskan korban dari serangan tersebut adalah warga sipil.

Hingga berita ini ditulis, serangan-serangan Israel masih terus berlanjut ke Jalur Gaza. Dr. Ashraf Al-Qadra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan dalam pernyataan resminya, korban serangan Israel sejak berakhirnya gencatan senjata hingga saat ini mencapao 20 orang syahid dan 120 luka-luka, sehingga menambah jumlah korban agresi militer Israel pada hari ke-45 sebanyak 2.037 syahid dan 10.302 luka-luka. (L/NF/P02)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA) 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0