Saudi Tolak Pemindahan Paksa Rakyat Palestina di Gaza, Hentikan Agresi

Putra Mahkota dan Perdana Menteri Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) bin Abdulaziz Al-Saud, memimpin dan meresmikan KTT Gabungan Luar Biasa Arab-Islam di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (11/11/2023).(Foto: SPA)

Riyadh, MINA – Putra Mahkota dan Perdana Menteri , Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) bin Abdulaziz Al-Saud, mewakili Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud, memimpin dan meresmikan Gabungan Luar Biasa Arab-Islam di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (11/11).

Dalam pidatonya, Pangeran Mohamed bin Salman menyampaikan, Kerajaan Arab Saudi dengan tegas menolak agresi yang berkelanjutan, pendudukan, dan pemindahan paksa penduduk di .

“Kami menyerukan kerja sama untuk menghentikan blokade, memberikan bantuan kemanusiaan dan mendesak serta mengamankan pasokan medis bagi orang-orang yang sakit dan terluka di ,” kata MBS dilaporkan SPA.

Dia menyatakan, kita sedang menyaksikan bencana kemanusiaan yang menunjukkan kegagalan Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional untuk mengakhiri pelanggaran terang-terangan terhadap hukum dan norma internasional, serta hukum kemanusiaan internasional.

Baca Juga:  Sejarah Hardiknas, Mengenang Bapak Pendidikan Indonesia 

“Hal ini menegaskan adanya standar ganda dan selektivitas dalam penerapan hukum internasional tersebut. Hal ini mengancam keamanan dan stabilitas global. Oleh karena itu, kita dituntut untuk mengerahkan upaya terkoordinasi dan mengambil tindakan efektif untuk menghadapi situasi yang tidak menguntungkan ini,” ujar MBS.

Dia mengatakan, pemerintah Saudi juga dengan tegas meminta pertanggungjawaban otoritas pendudukan atas kejahatan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina dan infrastruktur mereka.

“Kami yakin bahwa satu-satunya cara untuk mencapai keamanan, perdamaian dan stabilitas di kawasan adalah dengan mengakhiri pendudukan, blokade dan perluasan permukiman (Israel),” imbuh MBS.

Dia juga menekankan pentingnya menghendaki rakyat Palestina memperoleh hak-hak sah mereka dan mendirikan negara merdeka sesuai perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, di sisi lain, merupakan dua hak prerogatif yang menjamin keamanan dan stabilitas di negara-negara di kawasan.

Baca Juga:  Abaikan Blinken, Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Israel

“KTT ini diadakan ketika kita menyaksikan keadaan yang luar biasa dan menyakitkan. Dalam hal ini, kami menegaskan kecaman dan penolakan kami terhadap kejahatan perang yang kejam menimpa saudara-saudara kami di Palestina, di mana ribuan warga sipil tak bersenjata, anak-anak, wanita dan orang lanjut usia terbunuh, dan rumah sakit, tempat dan infrastruktur dihancurkan,” ungkap MBS.

Dia juga menyatakan, Kerajaan Arab Saudi telah melakukan upaya yang tak henti-hentinya sejak awal terjadinya konflik untuk melindungi warga sipil di Jalur Gaza, dan terus berkonsultasi dan berkoordinasi dengan saudara-saudaranya serta negara-negara sekutunya untuk menghentikan perang.

“Kami kini menegaskan kembali tuntutan kami untuk segera menghentikan operasi militer, menyediakan koridor kemanusiaan untuk membantu warga sipil, dan memungkinkan organisasi kemanusiaan internasional untuk menjalankan peran mereka,” pungkasnya.

Baca Juga:  Komisi X DPR Minta Pemerintah Evaluasi Kurikulum Merdeka, UKT, Hingga Kesejahteraan Guru-Dosen

“Kami juga menekankan seruan pembebasan sandera dan tahanan, dan menyelamatkan nyawa orang-orang yang tidak bersalah,” tambah MBS.

Para pemimpin dari berbagai belahan dunia menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gabungan Luar Biasa Arab-Islam di Riyadh, Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza.

KTT darurat, yang merupakan hasil konsultasi antara Kerajaan Arab Saudi, Liga Arab, dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) digelar Sabtu (11/11/2023).

Adapun mereka yang hadir adalah Presiden Iran Ebrahim Raisi dan para pemimpin Arab termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Abdel Fattah El-Sisi dari Mesir, Bashar al-Assad dari Suriah, dan Abdul Latif Rashid dari , termasuk Presiden Ri Joko Widodo.

KTT Arab-Islam digelar Arab Saudi setelah berkonsultasi dengan Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Pertemuan ini menggantikan KTT darurat Arab yang sebelumnya direncanakan dan KTT Islam luar biasa yang dijadwalkan pada waktu yang sama.(T/R1//P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.