SEBENTAR LAGI, ZIONIS ISRAEL PASTI HANCUR

Zionis HancurBahron Ansori*

Mengingat krisis yang terus menerpa keluargaku, saya terpaksa bekerja menjadi nelayan ketika hari libur. Saya lebih suka membantu keluargaku daripada mengabdi menjadi tentara.” Itu adalah salah satu ungkapan jujur dari ratusan tentara dari divisi Corps of Engineers yang mengungkapkan kebosanannya menjadi tentara.

Hampir tiap hari warga Israel turun ke jalan-jalan di Tel Aviv dan kota-kota lainnya memprotes rencana ekonomi rezim dan langkah-langkah penghematan menyakitkan, yang akan meningkatkan pendapatan dan pertambahan pajak nilai dan memotong tunjangan kesejahteraan. Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), Israel bergulat dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Ribuan warga Israel turun ke jalan memprotes langkah-langkah penghematan Tel Aviv dan menuntut keadilan sosial.

IMF pada bulan Desember 2012 melaporkan bahwa rezim Zionis memiliki salah satu tingkat kemiskinan tertinggi di antara 35 negara anggota Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan. Pada bulan Juli 2012, Silman 57 tahun menuangkan bensin ke tubuhnya dan membakar dirinya dalam demonstrasi yang diadakan untuk menandai ulang tahun pertama protes keadilan sosial yang melanda Israel pada tahun 2011. Dia meninggal dunia karena mengalami luka-luka disekujur tubuhnya.

Baru-baru ini, surat kabar Zionis, Haaretz melaporkan bahwa pada tahun 2012, uang pembayar pajak warga Israel senilai 88.000 dolar telah dibelanjakan hanya untuk mendanai pemeliharaan sebuah pantai milik Perdana Menteri Rezim Zionis, Benyamin Netanyahu di resor Caesarea. Selain itu, Netanyahu juga menggunakan uang pajak untuk keperluan pribadi dan bisnis keluarganya.

Militer yang Bobrok

Israel adalah negara militer dalam arti sebenarnya. Didirikan dengan perang dan masih terus dalam kondisi berperang hingga sekarang, membuat masyarakat Israel terbiasa dengan budaya militer. Bagi penduduk sipil Israel yang tinggal di daerah pendudukan, senjata adalah keseharian mereka. Bukan hanya pistol sebagai alat pengaman, namun juga senjata laras panjang standar NATO. Dan dasar dari budaya militer itu adalah disiplin.

Namun budaya militer itu mulai memudar di Israel dan menjadi tanda kehancuran Israel. Jika kedisiplinan sudah tidak ada lagi di kalangan militer Israel, apa lagi yang bisa diharapkan mereka untuk bertahan? Sementara musuh-musuh mereka seperti HizbUllah di Lebanon, Hamas dan Iran kini justru memiliki pasukan-pasukan yang sangat profesional dan berdisiplin tinggi.

Seperti dilaporakan media online terkenal Israel, “Ynet“, 16 Juli 2012 lalu, militer Israel mengalami keguncangan oleh sebuah tindakan indisipliner beberapa gelintir personilnya ketika sekelompok prajurit mengeroyok seorang perwira komandan hanya karena masalah sepele.

Seorang komandan skuadron udara di pangkalan udara Ramat David Airbase (selama ini pilot, apalagi seorang komandan skuadron, dianggap berada pada kasta tertinggi dalam dunia militer Israel) berpangkat Mayor, diserang di dekat rumahnya yang berada di dalam kompleks pangkalan udara, oleh tiga orang prajurit teknik. Gara-garanya adalah karena sang Mayor menegur ketiganya karena mengemudi ugal-ugalan di dalam kompleks pangkalan udara, sebuah pelanggaran serius dalam dunia militer.

Awalnya ketiga prajurit itu hanya mengancam sang mayor di hadapan keluarganya. Namun kemudian mereka menyerangnya dengan menggunakan tongkat kayu hingga sang mayor pingsan. Menurut laporan “Ynet” kejadian itu membuat para petinggi militer Israel “shock”. “Tidak ada yang membayangkan bahwa para prajurit berani menganiaya seorang perwira seniornya sendiri,” tulisnya.

Wartawan: Bahron Ansori

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0