Sikap Tidak Toleransi Mendagri Jerman : Islam Bukan Bagian Jerman

Berlin, MINA – “Islam bukan bagian dari Jerman,” kata Menteri Dalam Negeri Jerman yang baru diangkat, Horst Seehofer, Jumat (16/3).

Politikus konservatif itu membuat pernyataan kontroversial menjelang pemilihan umum regional di Bavaria pada musim gugur yang akan datang, di mana Partai Kristen Sosialis (CSU) yang ia pimpin menghadapi tantangan berat dari partai kanan jauh, Alternatif untuk Jerman (AfD).

“Islam bukan milik Jerman. Jerman dicirikan oleh agama Kristen,” kata Seehofer kepada harian Jerman, Bild.

Politikus senior, yang memimpin CSU selama 10 tahun, itu mengklaim bahwa budaya Jerman dibentuk oleh tradisi Kristen, seperti Natal dan Paskah, dan dia berkeras tradisi itu harus dilanjutkan.

Baca Juga:  Wakil Kanselir Jerman Sebut Israel Langgar Hukum Internasional

“Muslim yang tinggal di sini tentu saja bagian dari Jerman. Tapi tentu saja itu tidak berarti dengan itu kita akan membuat pertimbangan yang salah dan melepaskan tradisi dan adat istiadat negara kita,” kata dia.

Pendahulu Seehofer, Thomas de Maiziere, menyarankan tahun lalu agar mengakui liburan Islam, dan menekankan langkah semacam itu akan meningkatkan integrasi imigran Muslim.

Sebelumnya, Mantan Presiden Jerman Christian Wulff memicu sebuah perdebatan di tahun 2010, ketika dia mengatakan Islam adalah bagian dari Jerman, sama seperti agama Kristen dan Yudaisme.

Setelah itu, Kanselir Angela Merkel mengatakan pada 2015 bahwa dia berbagi pandangan bahwa, seperti Yudaisme, Islam juga merupakan milik Jerman.

Baca Juga:  Festival Film Cannes di Paris Penuh Dukungan Untuk Palestina

Tapi kedua politisi tersebut dikritik oleh ultrakonservatif di tubuh Partai Persatuan Demokrat Kristen (CDU) dan sekutu Bavarian CSU.

Jerman, sebuah negara dengan penduduk 81,8 juta jiwa, memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Perancis. (T/R11/P1)

Miraj News Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Ismet Rauf