Jeddah, 19 Syawal 1437/24 Juli 2016 (MINA) – Ulama kharismatik asal India, Zakir Naik (50), dituduh oleh pihak berwenang sebagai figur yang menginspirasi serangan teroris di kafe Holey Artisan Bakery di Dhaka, ibu kota Bangladesh, 1 Juli lalu.
Pemerintah Bangladesh pun telah melarang siaran Peace TV yang didirikan Zakir Naik sebagai buntut dari serangan teror mematikan tersebut.
Zakir Naik adalah pakar perbandingan agama dan penceramah berpengaruh dengan jumlah pemirsa atau penggemar mendekati 100 juta orang dari berbagai penjuru dunia. Harian Indian Express memasukkan dia ke dalam daftar “100 Most Powerful Indians in 2010“.
Sederet capaian penting atau penghargaan tertinggi internasional telah diraih Zakir Naik sebagai bukti kepakarannya, seperti King Faisal International Prize for Service to Islam (Arab Saudi), Personality of the Year oleh Dubai International Holy Quran Award, Ma’al Hijrah Distinguished Personality (Malaysia), Sharjah Award for Voluntary Work 2013, The Insignia of the Commander of the National Order of the Republic of The Gambia, dan Doctor of Humane Letters’ (Honoris Causa).
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Ceramah-ceramah yang ia sampaikan selalu menyebarkan nilai-nilai perdamaian, tapi kadang disalahartikan dan disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu.
Pendiri dan presiden Islamic Research Foundation (IRF) itu saat ini tengah berada di Arab Saudi. Zakir Naik telah membantah setiap tuduhan negatif yang dialamatkan kepadanya.
Berikut sanggahan yang disampaikan Zakir Naik kepada Ashish Chauhan seperti dilansir The Economic Times, Jumat (22/7) waktu setempat, dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Chauhan: Bagaimana para pengikut Anda menjadi teroris yang berpartisipasi dalam serangan Dhaka?
Zakir Naik: Berita ini pertama kali muncul di sebuah surat kabar Bangladesh pada 3 Juli, dan kemudian di media India pada 4 Juli. (Berita tentang saya) ini sama sekali tidak benar. Surat kabar tersebut kemudian mengklarifikasi tapi media India melakukan penghakiman terhadap saya.
Chauhan: Kelompok-kelompok politik memburu Anda sekarang.
Zakir Naik: Saya tidak tahu dari partai politik tetapi ada sejumlah politikus yang berbicara menentang saya. Saya memiliki keyakinan penuh terhadap peradilan India, tapi sepatutnya tidak boleh ada tekanan politik atas masalah ini.
Chauhan: Menteri Dalam Negeri Rajnath Singh telah memerintahkan penyelidikan terhadap Anda?
Zakir Naik: Saya belum membaca satu pun pernyataan dari Rajnath Singh terhadap saya. Dia mengatakan dia akan melakukan penyelidikan, ia memiliki hak untuk melakukan itu. Jika saya telah melanggar aturan apa pun di bawah Konstitusi India, maka saya siap untuk menghadapi tindakan.
Saya menantang siapa pun untuk membuktikan bahwa setiap ceramah saya menentanag (melawan) Konstitusi India atau berusaha untuk mengganggu keharmonisan negara ini. Banyak orang tidak bisa mencerna popularitas saya.
Baca Juga: Wawancara Ekskusif Prof Abdul Fattah El Awaisi (2): Urgensi Rencana Strategis Bebaskan Baitul Maqdis
Chauhan: Siapa orang-orang itu?
Zakir Naik: Membentuk sekte dilarang di dalam Islam. Jika Anda bertanya kepada saya apakah saya Sunni atau Syiah, saya katakan saya seorang Muslim, saya tidak tergabung dalam sekte apapun. Sayangnya, umat Islam terpecah (dalam sekte-sekte) yang tidak dianjurkan oleh Al-Quran Al-Sharif. Sebagian besar sekte tidak suka popularitas saya.
Chauhan: Bagaimana pandangan Anda tentang (Perdana Menteri) Narendra Modi?
Zakir Naik: Modi adalah satu-satunya Perdana Menteri India yang telah mengunjungi banyak negara Muslim hanya dalam waktu dua tahun. Hal ini akan memperkuat hubungan antara India dan negara-negara Muslim lainnya. Ini akan memperkuat hubungan Hindu dan Muslim juga.
Jika niatnya adalah untuk mempertahankan kesatuan antara Hindu dan Muslim dan antara India dan negara-negara Muslim lainnya, saya sangat mendukungnya. Negara-negara Muslim juga menyambut langkahnya. Ketika ia datang ke Arab Saudi, Raja Salman memberinya penghargaan sipil tertinggi.
Baca Juga: Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina
Hindu adalah agama utama dunia dan India memiliki populasi Muslim yang tinggi. Jadi jika PM menjangkau negara-negara Muslim, itu baik. Ini akan membantu membawa investasi ke India. Jika semua negara ini menjadi sasarannya, India akan menjadi negara adidaya. India adalah negara adidaya di masa lalu dan akan meraih kejayaannya itu kembali.
Chauhan: Kapan Anda akan kembali ke India? Apakah Anda takut terhadap pihak-pihak yang memburu Anda?
Zakir Naik: Saya akan kembali kapanpun pemerintah atau lembaga menginginkan saya.
Chauhan: Peace TV telah dilarang di Bangladesh, apakah Anda punya rencana untuk menghidupkannya kembali?
Zakir Naik: Bangladesh adalah negara pertama yang melarang itu.
Sejauh yang menyangkut India, Peace TV telah mengajukan permohonan izin pada tahun 2005, 2010, dan 2012, tapi pemerintah sebelumnya menolak dengan alasan keamanan. Saya berharap pemerintah yang sekarang memberikan persetujuan. Ada begitu banyak channel Hindu dan Kristen di India, tapi belum ada satu pun channel Islam mainstream.
Chauhan: Bagaimana pandangan Anda tentang (kelompok) Islamic State (ISIS)?
Zakir Naik: Jihad berarti berusaha keras dan berjuang untuk membuat masyarakat yang lebih baik. Itu juga termasuk mempertahankan diri. Tapi media India telah (melebih-lebihkan makna) jihad. Selain non-Muslim, masalah ini juga disalahpahami bahkan oleh umat Islam.
IS (ISIS) membunuh orang yang tidak bersalah yang menurut Al-Quran, merupakan sebuah dosa terhadap kemanusiaan. Saya menyebut mereka (IS) negara anti-Islam. Mereka telah memberikan pengertian yang salah tentang Islam. Jika seseorang membunuh Muslim di Gujarat itu tidak berarti dibenarkan membunuh umat Hindu yang tidak bersalah di Mumbai.
Baca Juga: HNW: Amanat Konstitusi! Indonesia Sejak Awal Menolak Kehadiran Penjajah Israel
Chauhan: Ada dugaan Anda mengkonversi (pindah agama) orang Hindu ke Islam.
Zakir Naik: Saya tidak pernah memaksa siapa pun untuk memeluk Islam. Ribuan orang telah memeluk Islam setelah mendengar pidato saya tapi Allah (yang) telah memberikan mereka hidayah. Jika seseorang ingin masuk ke dalam agama damai, saya tidak bisa menghentikannya. Menurut Pasal 25 Konstitusi India, seseorang memiliki hak untuk mempraktikkan dan menyebarkan agamanya. Saya sangat senang dan bangga menjadi warga India dan seorang Muslim India. (P022/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Basarnas: Gempa, Jangan Panik, Berikut Langkah Antisipasinya