Dai Brunei: Raih Kejayaan dengan Taat pada Allah

Banda , 5 Rabi’ul Awwal 1438/5 Desember 2016 (MINA) – Taat pada perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan meninggalkan semua larangan-Nya merupakan kewajiban setiap umat untuk bisa meraih kejayaan dan kebahagiaan hidup di dunia, lebih kehidupan di akhirat yang kekal selama-lamanya, demikian seorang dai dari .

Meski demikian, lanjutnya, ketaatan pada Allah, sebenarnya juga menjadi kebutuhan setiap , karena dengan taat kepada Sang Khalik, maka umat Islam akan mendapat berbagai keberkahan dan kemuliaan, pertolongan serta berbagai kemudahan ‎dari Yang Maha Kuasa.

Demikian  Ustaz Drs H Ismuhadi bin Abdullah MA (Penceramah tetap di Pusat Dakwah Islamiyah Kementerian Hal Ehwal Ugama Negara Brunei Darussalam‎), saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, pekan lalu, sebagaimana keterangan pers yang diterima MINA.

“Rakyat Brunei Darussalam selama ini sudah membuktikan, bahwa hanya dengan taat pada perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya secara sungguh-sungguh, umat Islam bisa berjaya, hidup makmur, penuh keberkahan dan sejahtera. Allah pasti akan menolong hamba-hamba-Nya yang bertaqwa dan taat,” ujar Ustaz Ismuhadi.

Menurutnya, tidak ada seorang pun di dunia ini yang hebat dan pintar jika dia tidak taat kepada Allah, apalagi sampai ingkar pada Sang Pencipta dengan kekafirannya.

“Jika pun ada orang-orang yang mengaku dirinya hebat, maka itu hanya sebatas di dunia saja jika tidak taat pada perintah Allah. Di akhirat dia akan mendapat balasan dan azab dari Allah,” kata Penceramah tetap dan pengajar ilmu agama di Istana Nurul Iman, Bandar Seri Begawan, Istana Negara Sultan Brunei Darussalam ini.

Diungkapkannya, banyak ayat-ayat Alquran yang menerangkan bahwa hanya dengan taat kepada Allah, akan mendatangkan pertolongan dan mendapat kejayaan dalam hidup.

Diantaranya, Surat Al-A’raf ayat 92 yang artinya, “Jikalau sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi jika mereka mendustakan (ayat-ayat kami), maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Kemudian, dalam Surat At-Thalaq ayat 2-3, yang artinya, “Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Allah akan memberikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka”.

“Pada setiap mengerjakan shalat lima waktu dan ditambah shalat-shalat sunnat, kita juga selama membaca ‘Iyya kana’budu waiyya kanasta’in’, (hanya kepada Engkau (Allah) kami menyembah dan kepada Engkau kami meminta pertolongan. Artinya, kita harus menyembah Allah dulu baru pertolongan-Nya datang kemudian,” ungkap Alumni Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry yang sudah 27 tahun menetap di Brunei Darussalam dan menjadi warga negara kaya minyak itu.

Ustaz Ismuhadi yang juga putra Aceh kelahiran Peureulak, Aceh Timur ini mengungkapkan, kondisi Brunei Darussalam saat ini yang rakyatnya hidup sejahtera karena taat perintah Allah, merupakan kondisi Aceh masa lalu. “Kondisi Aceh di masa lalu, seperti yang kita lihat di Brunei hari ini yang makmur dan sejhtera,” jelasnya.

Faktor kemakmuran Brunei Darussalam bukan hanya karena faktor negaranya kecil dan hasil alam yang melimpah, tapi hal lain yang menunjang kemakmuran Brunai karena pemimpin dan rakyatnya cinta dan taat kepada Allah, menjunjung tinggi perintah Allah SWT.

Ustaz Ismuhadi menuturkan pemimpin (Sultan) di Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah layaknya Sultan Iskandar Muda dulu di Aceh, dimana rajanya menjadi panutan rakyat dari segala aspek terutama dalam menjalan perintah Allah SWT. Sehingga, kata Ismuhadi, rakyat Brunei tidak pernah mencaci pemimpinnya karena memang pemimpinnya cinta kepada Allah dan rakyatnya, begitu juga dengan rakyat yang cinta, tunduk dan patuh kepada pemimpimnnya.

Hassanal Bolkiah raja yang konsern menerapkan syariat Islam di negaranya. Sultan pernah menyampaikan hal ini kepada ulama sekaligus kepada rakyatnya. “Kapan lagi kalau tidak sekarang semasa ada saya. Saya sebagai pemimpin yang sudah dianugerahkan kekuasaan oleh Allah merasa bertanggung jawab kepada Allah. Apa yang harus saya jawab kalau Allah bertanya kepada saya nanti kenapa kamu tidak menjalankan hukum Allah dalam kepemimpinanmu?”

Di samping itu, faktor Brunei dapat hidup tenteram karena pemimpin dan rakyatnya juga cinta kepada para ulama. “Ulama bagi mereka adalah pelita yang dapat menerangkan langkahnya dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karenanya, baik Sultan maupun rakyat Brunei pada umumnya sangat ta’dhim terhadap para ulama,” ungkapnya.

‎“Rakyat Brunei patuh pada pemimpinnya. Pemimpin yang sudah diangkat didoakan oleh rakyatnya. Tidak ada yang mencaci pemimpinnya,” ujarnya dalam pengajian dipandu moderator, Tgk. Tarmizi A Hamid.

Bahkan dalam setiap kebijakan yang akan diambil kerajaan, Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah, selalu meminta arahan dan bimbingan dari para ulama. Begitu juga ketika Hasanal Bolkiah melakukan kunjungan kerja ke luar negeri, ulama selalu diikut sertakan dalam rombongan.

“Sultan Hasanal Bolkiah sangat tunduk dan patuh pada ulama. Ketika ingin mengambil sebuah kebijakan, ulama berada disekelilingnya layaknya ingin disidangkan, bahkan ketika melakukan perjalanan ke luar negeri seperti Amerika dan Eropa, ulama tetap diikutsertakan dalam rombongan,” ungkap Ismuhadi.

Putra kelahiran Peureulak, Aceh ini, juga menambahkan, hal lain yang membuat Brunei Darussalam kuat karena selalu menjaga waktu shalat di manapun mereka berada, baik di pemerintan maupun tempat-tempat umum lainnya. Persatuan umat Islam Brunei Darussalam sangat kuat dan tidak ada permusuhan diantara sesamanya.

“Tidak heran, bila kebanyakan orang keluar sendirian tidak ada rasa ketakutan meski dengan membawa perhiasan dan uang yang banyak, karena memang nilai-nilai Islam sudah melekat dalam diri masyarakat Brunai Darussalam. Bahkan Sultan juga bebas keluar bepergian tanpa ada rasa cemas dan takut,” cerita Ismuhadi.

‎Brunei di bawah kepemimpinan Sultan Hasanal Bolkiah juga memberikan prioritas pada pendidikan agama, khususnya penghafal Alquran (hafiz).

“Siswa sekolah agama Islam disubsidi biaya hidup oleh negara. Inilah yang membuat rakyat berlomba-lomba masuk sekolah agama,” terangnya.

Khusus rakyat yang mau menghafal Alquran akan mendapat gaji tetap dari negara sebesar 10 ribu Dolar AS. Kalau dirupiahkan sekitar Rp10 juta per bulan untuk hafiz 30 juz. Untuk hafiz 15 juz digaji Rp5 juta/bulan, dan seterusnya.

Para hafiz ini akan dites setiap enam bulan sekali untuk memastikan bahwa mereka masih merawat hafalannya.

Ustaz Ismuhadi juga mengajak masyarakat Aceh, bila ingin ketentraman dan kesejahteraan kembali terulang di Aceh seperti masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, jadikan Allah di atas segalanya. Tegakkan shalat 5 waktu dan laksanakan Perintah Allah dengan penuh kecintaan, dan muliakan para ulama.

Begitu juga dengan pemimpin, pilih pemimpin yang yang cinta kepada Allah dan cinta kepada rakyat, Insya Allah kemakmuran dan kesejahteraan akan akan Allah turunkan.‎

“Jika rakyat ingkar perintah Allah, maka Allah akan memberikan pemimpin yang dhalim kepada kita.

Sebaliknya, jika rakyat taat perintah Allah maka Allah akan menghadirkan pemimpin yang adil dan amanah, cinta kepada rakyatnya‎,” pungkas Ismuhadi. (L/R05/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.