AS Tolak Permintaan Bantuan Militer dari UEA Dalam Serangan ke Hudaida

Washington, MINA – Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah menolak permintaan Uni Emirat Arab (UEA) untuk bantuan militer dalam serangan di kota pelabuhan Hudaida, Yaman, yang dikuasai pemberontak Houthi.

Media melaporkan, penolakan itu karena lembaga bantuan memperingatkan ancaman bencana bagi rakyat Yaman jika serangan itu berlanjut.

Pejabat UEA mengatakan kepada CNN, koalisi Arab pimpinan Arab Saudi yang mendukung pasukan pemerintah Yaman meminta bantuan intelijen, pengawasan dan pengintaian, demikian The New Arab melaporkan.

Permintaan untuk kapal penyapu ranjau AS yang bertujuan membersihkan perangkap Houthi di perairan pelabuhan juga ditolak oleh Gedung Putih, kata para pejabat.

Namun, tidak ada alasan yang jelas diberikan dari penolakan bantuan tersebut, tetapi oposisi Kongres AS menentang serangan di Hudaida karena prediksi akan jatuhnya korban sipil massal dari serangan tersebut.

Baca Juga:  Elon Musk Hadiri World Water Forum ke-10 di Bali

Seorang pejabat UEA yang berbicara dalam status anonim mengatakan, meskipun ada penolakan bantuan militer, Presiden Donald Trump mungkin secara pribadi mendukung serangan tersebut.

Badan-badan bantuan dan PBB telah memperingatkan bahwa serangan terhadap Hudaida yang dikuasai Houthi sejak 2014, bisa menyebabkan korban sekitar 600.000 orang dan terjadinya bencana kemanusiaan yang lebih luas di Yaman.

Hudaida telah berfungsi sebagai pintu masuk utama bantuan yang sangat dibutuhkan untuk Yaman. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf