Banjir di Sulsel Mulai Surut, 30 Meninggal dan 25 Hilang

Sulawesi Selatan, MINA – Curah hujan ekstrem yang melanda wilayah Sulawesi Selatan pada Selasa (22/1) telah menyebabkan peningkatan debit sungai dan Waduk Bili-Bili sehingga banjir. Longsor terjadi di daerah-daerah perbukitan.

“Dalam dua hari terakhir hujan berkurang. Hal ini juga menyebabkan debit keluaran Waduk Bili-Bili menurun,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam pernyataannya yang diterima MINA, Kamis (24/1).

Menurut data BNPB sementara hingga H+2 pada Kamis (24/1) pukul 14.00 WIB, tercatat 78 desa terdampak bencana di 52 kecamatan yang tersebar di 10 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap dan Bantaeng.

Baca Juga:  Imam Yakhsyallah Letakkan Batu Pertama Pembangunan Gedung Shuffah Mranggen

Bencana banjir tersebut mengakibatkan sebanyak 30 orang meninggal dunia, 25 orang hilang, 47 orang  luka-luka, 5.825 orang terdampak,  3.321 orang mengungsi, 76 unit rumah rusak ( 32 unit hanyut, 25 rusak berat, 2 rusak sedang, 12 rusak ringan, 5 tertimbun.

Sementara 2.694 unit rumah terendam, 11.433 hektare sawah terendam banjir, 9 jembatan rusak, 2 pasar rusak, 6 unit fasilitas peribadatan rusak dan  13 unit sekolah rusak.

Sutopo mengatakan, penanganan banjir, longsor dan puting beliung yang menerjang wilayah Sulawesi Selatan terus dilakukan.

“Evakuasi, pencarian, penyelamatan korban dan penanganan pengungsi serta masyarakat yang terdampak banjir terus diintensifkan,” katanya.

Kepala BNPB, Doni Monardo, telah berada di lokasi bencana untuk mengkoordinir potensi nasional membantu Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan.

Baca Juga:  Sepekan Pascabanjir Sumbar,  61 Meninggal, 14 Hilang

Selain itu, BNPB menyerahkan bantuan dana siap pakai Rp 1 miliar untuk operasinal keposkoan dan darurat bagi BPBD yaitu Jeneponto Rp 250 juta, Gowa Rp 250 juta, Marros Rp 250 juta dan Kota Makassar Rp 250 juta. Selain itu bantuan logistik juga dikirimkan.

Ia mengimbau, agar masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung. Januari hingga Februari adalah puncak hujan sebagian besar wilayah di Indonesia. Lakukan langkah-langkah antisipasi dalam skala individu, keluarga dan komunitas. (R/hnh/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Rana Setiawan