Houthi Serang Kapal AS di Teluk Aden

Sanaa, MINA – Kelompok Houthi Yaman mengatakan pada Kamis (18/1) bahwa mereka menyerang kapal AS di Teluk Aden.

Berbicara kepada televisi Al-Masirah, juru bicara militer Houthi Yahya Sarea mengatakan .serangan itu merupakan respons terhadap agresi AS dan Inggris terhadap Yaman dan juga untuk membantu rakyat Palestina.

“Serangan itu dilakukan dengan menggunakan rudal jelajah,” kata Sarea, seperti dikutip Anadolu Agency.

Sebelumnya, AS mengumumkan telah menghancurkan dua rudal anti-kapal Houthi di wilayah tersebut.

“Sebagai bagian dari upaya multinasional yang sedang berlangsung untuk melindungi kebebasan navigasi dan mencegah serangan terhadap kapal maritim di Laut Merah, pada tanggal 18 Januari pasukan Komando Pusat AS melakukan serangan terhadap dua rudal anti-kapal Houthi yang ditujukan ke Laut Merah Selatan. dan bersiap untuk diluncurkan,” kata Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM).

Baca Juga:  AWG, Mae-C Jabar Gelar Aksi Peringati 76 Tahun Nakba

Dikatakan bahwa pasukan AS menetapkan bahwa rudal tersebut merupakan ancaman terhadap kapal dagang dan kapal Angkatan Laut AS di wilayah tersebut.

“Pasukan AS kemudian menyerang dan menghancurkan rudal-rudal tersebut untuk membela diri,” tambahnya.

Kelompok Houthi mengatakan serangan mereka bertujuan untuk menekan Israel agar menghentikan perang pembantaiannya di Jalur Gaza, Palestina yang telah menewaskan sedikitnya 24.620 orang dan melukai 61.830 lainnya sejak 7 Oktober 2023.

AS dan Inggris telah melancarkan serangan udara terhadap sasaran Houthi selama satu pekan sebagai pembalasan atas serangan di Laut Merah tersebut, yang telah menciptakan kekhawatiran akan terjadinya serangan inflasi baru dan gangguan rantai pasokan.

Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar dari Eropa ke Asia.

Baca Juga:  Mahkamah Internasional Minta Israel Beri Informasi Soal Zona Evakuasi Gaza

Jalur ini digunakan untuk transit antara Terusan Suez Mesir dan Teluk Aden, sehingga memungkinkan kapal menghindari rute yang jauh lebih mahal dan panjang melintasi pantai selatan Afrika.(R/R5/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Hasanatun Aliyah

Editor: Ismet Rauf