AGEN PERDAGANGAN MANUSIA TERSEBAR DI BANGLADESH

Peta arus perahu perdagangan manusia. (Gambar: AA)
Peta arus perahu . (Gambar: AA)

, 9 Sya’ban 1436/27 Mei 2015 (MINA) – Melalui jaringan informal agen perdagangan manusia tersebar di seluruh Bangladesh, ribuan orang telah diangkut ke Asia Tenggara tahun ini.

Diperkirakan sebanyak 4.000 orang yang saat ini tersebar di titik-titik antara Teluk Benggala dan Laut Andaman adalah pengungsi Muslim yang menyelamatkan diri dari penganiayaan di Myanmar dan yang lain berasal dari Bangladesh.

Agen pedagang manusia di Bangladesh mengincar etnis Rohingya yang telah meninggalkan Myanmar namun masih terasing di kamp-kamp pengungsi, serta warga Bangladesh dari daerah utara dan barat daya yang tidak berdaya oleh kemiskinan dan perubahan iklim.

Pejabat, penduduk setempat dan keluarga korban perdagangan manusia mengatakan kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), setelah para korban diyakinkan oleh para agen, korban dikumpulkan di titik-titik sepanjang pantai tenggara Bangladesh, antara kota pelabuhan komersial Chittagong dan Teknaf, dekat perbatasan dengan Myanmar. Dalam sebagian kasus korban diculik oleh para agen.

“(Agen) mengatakan perahu yang kuat dan besar datang dari Thailand. Mereka mengatakan pergi ke beberapa lokasi, seperti Chittagong, St. Martin Island atau Cheradip dan mendapatkan kapal di sana,” kata Zahid Hossain (28), seorang Rohingya yang tiba di Bangladesh sebagai anak-anak dan sekarang mengajar anak-anak Rohingya.

Di malam hari, para migran dibawa menuju pukat besar yang berlabuh di laut dalam, menurut Komandan penjaga pantai Teknaf, Letnan Komandan M Shahid Hossain Chowhdury.

“Mereka mengumpulkan orang-orang di perahu kecil, mungkin perahu memancing. Ini sangat mudah untuk bergerak dan sulit bagi kami untuk mendeteksi di malam hari,” kata Chowdhury. Dia mengatakan bahwa para awak di kapal pukat bersenjata berat.

“Mereka delapan sampai 10 orang dan mereka memiliki senjata serta mengancam akan membunuh kami jika kami tidak bekerja sama dengan mereka,” kata Mahmoon Mullah (19), seorang Bangladesh yang berhasil diselamatkan dari laut setelah melompat dari kapal perdagangan.

Dari Teluk Benggala, perahu menuju ke arah hutan Thailand Selatan yang berbatasan dengan Malaysia, di mana korban ditahan oleh pedagang sampai keluarga mereka membayar uang tebusan.

Sebelumnya pada awal Mei, lebih 30 mayat Rohingya dan Bangladesh ditemukan di kuburan massal di hutan Thailand, menyoroti isu perdagangan internasional dari Teluk Benggala dan memicu tindakan keras pemerintah negara itu.

Sejak itu, ribuan manusia perahu tiba di pantai Thailand, Malaysia dan Indonesia, menciptakan krisis migran internasional, memaksa negara-negara Asia berebut untuk menyelesaikannya. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0