Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cinta Kekuasaan

Bahron Ansori - Selasa, 28 Juni 2016 - 09:57 WIB

Selasa, 28 Juni 2016 - 09:57 WIB

507 Views

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Hubbur riyasah (cinta kekuasaan) adalah salah satu syahwat yang sering menimpa manusia. Bagi orang yang terkena penyakit ini, kekuasaan, jabatan dan segala yang mengiringinya berupa popularitas dan ketenaran merupakan tujuan utama hidupnya.

Tentang cinta kekuasaan ini Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam  te-lah bersabda, “Dua ekor serigala yang dilepas kepada seekor domba tidak lebih parah kerusakannya bagi domba itu, bila dibandingkan ketamakan seseorang terhadap harta dan kekuasaan dalam merusak agamanya.” (HR. Tirmidzi).

Al-Hafidz Ibnu Rajab ketika menjelaskan hadis ini mengatakan, “Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam  memberitahukan bahwa ketamakan seseorang terhadap harta dan kedudukan akan merusak agamanya, dan kerusakan itu tidak lebih kecil daripada kerusakan akibat keberingasan dua serigala terhadap seekor domba. Bisa jadi sepadan atau mungkin lebih besar. Ini mengisyaratkan bahwa tidak akan selamat agama seseorang jika dia tamak terhadap harta dan kekuasaan dunia, kecuali sangat sedikit (yang bisa selamat darinya). Seperti halnya seekor domba tidak akan selamat dari keberingasan dua ekor serigala yang sedang lapar, kecuali sangat sedikit sekali.”

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia

Perumpamaan yang agung ini mengandung peringatan yang keras tentang keburukan sikap cinta terhadap harta dan kedudukan dunia, hingga beliau mengatakan, “Adapun tamaknya seseorang terhadap kedudukan maka itu lebih membinasakan daripada ketamakannya terhadap harta. Karena ambisi mencari kedudukan, kekuasaan dan kemuliaan dunia untuk mengungguli (merasa tinggi) di atas sekalian manusia lebih berbahaya bagi seseorang daripada ambisi terhadap harta. Menahan diri dari hal tersebut sangatlah lebih sulit, karena untuk mencari kedudukan dan kekuasaan biasanya seseorang rela mengorbankan harta yang amat banyak.” (Sya-rah hadis, ma dzi’baani jaai’aani hal 7,13).

Ibnu Rajab menambahkan, “Tamak terhadap kemuliaan dunia ada dua macam; mencari kemuliaan dunia dengan kekuasaan (power), dan harta.” Ini semua sangat berbahaya karena pada umumnya akan menghalangi pelakunya untuk mendapatkan kebaikan dan kemuliaan di akhirat.

Abul Farraj Ibnul Jauzi juga telah memberikan nasehatnya, “Wahai saudaraku hendaklah kalian selalu perhatian terhadap lurusnya niat, tinggalkan berbuat kebaikan karena ingin disanjung manusia, jadikan tiang penyanggamu adalah istiqamah bersama yang haq. Dengan itu para salaf menjadi tinggi dan berbahagia.” (Akhlaqul ‘ulama’ oleh al-Ajuri hal 157).

Ada dua penyebab mengapa seseorang begitu cinta dengan kekuasaan. Pertama dengan kekuasaan itu dia bisa semaunya memerintah dan melarang serta mengatur urusan manusia.

Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim

Kedua, dengan kekuasaan itu dia bisa mencari kemuliaan dunia dan kedudukan dengan hal-hal yang terkait dengan agama, seperti ilmu, amal ibadah dan kezuhudan. Ini lebih buruk dari yang pertama. Karena ilmu dan amal hakikatnya hanya untuk mencari derajat yang tinggi di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Wallahua’lam.(R02/P4)

Mi’raj Isalamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari

Rekomendasi untuk Anda