DOSEN UNIVERISTAS CALIFORNIA: TAK ADA MUSLIM PEMULUNG DI AS

image:info jambi
image:info jambi

Jakarta, 16 Sya’ban 1435/14 Juni 2014 (MINA) –  Warga Indonesia yang mengajar di Universitas California Amerika Serikat (AS) mengatakan muslim di  negara itu adalah golongan berpendidikan dan bermartabat, sehingga  sejauh ini tidak ada  dari mereka yang menjadi pemulung.

“Kebanyakan orang-orang Islam di AS  bukan kaum marginal, jadi sejauh ini belum ada dari mereka yang menjadi pemulung,” kata Ali yang lulusan UIN Hidayatullah dalam sebuah diskusi mengenai Muslim di Amerika Serikat di Jakarta, Jum’at (14/6)

Mereka banyak berperan sebagai profesional, mulai dari  dokter, ilmuwan, insinyur, analis keuangan, pengusaha, dosen, guru, pengacara, pemilik toko, sopir taksi, olahragawan, seniman, dan lain-lain, kata Ali.

Baca Juga:  Banyak Konten Palestina, Senator AS Dukung Pelarangan TikTok di Negaranya

Dia melanjutkan, Muslim di sana juga aktif dan berperan dalam banyak kegiatan sosial, di mana 45% dari pendapatan mereka mencapai 50ribu dolar AS dan lebih per tahun (lebih dari 500 juta rupiah).

Di sana, banyak organisasi-organisasi  besar yang didirikan Muslim,  seperti ISNA (the Islamic Society of North America), American Muslim Council,The Muslim Public Affairs Council (MPAC), The American Islamic Congress (AIC), The Free Muslims Coalition, The Muslim Students Association, Inner-City Muslim Action Network (IMAN), Islamic Relief USA, The Multi-faith Cordoba Initiative, The Fiqh Council of North America, Interfaith Youth Core, The Council on American-Islamic Relations (CAIR) dan lainnya.

“Kalau CAIR, bertugas menampung dan membantu proses ke hukum jika ada muslim yang masih mendapat diskriminasi di AS, jadi selama ini jika ada Muslim yang diperlakukan tidak adil di tempat kerja atau lainnya, mereka bisa melapor lewat CAIR ini,” kata pria  yang mendapat Masternya dari  University of Edinburg itu.

Baca Juga:  Banyak Konten Palestina, Senator AS Dukung Pelarangan TikTok di Negaranya

Kegiatan diskusi “Muslim in America” ini diselenggarakan oleh kedutaan besar AS di Indonesia dengan menghadirkan dua narasumber utama, mereka adalah warga Indonesia  yang sudah lama tinggal di Indonesia. Muhamad Ali adalah seorang Assistan Professor di Universitas California di Riverside yang mengajar tentang ilmu Al-Qur’an, Islam dan Hubungan internasional, Islam di bidang politik dan Orientalisme.

Sedangkan pemateri lainnya adalah Imam masjid Ar-Rahmah di Redmon, Washington, Muhamad Joban, yang sudah lebih dari 20 tahun tinggal di AS.  Tokoh terkemuka dari Indonesia ini adalah juga ketua dari dewan fatwa imam-imam di AS dan juga seorang  pembimbing rohani bagi tahanan di Dinas Penjara Negara Bagian Washington.

Baca Juga:  Banyak Konten Palestina, Senator AS Dukung Pelarangan TikTok di Negaranya

Keduanya sepakat,  mengutip pernyataan PBB yang mengatakan  Islam berkembang sangat cepat di AS.

“Di dalam Al-Qu’ran tidak ada keraguan, sehingga orang semakin tertarik untuk mempelajari Islam.  Terlebih setelah insiden 9/11,” kata Joban yang berbicara melalui  teleconference selama acara tersebut.(L/P03/Nidiya/P04)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0