Hamid Karzai: Bom MOAB AS “Tindakan Brutal”

(Gambar: Al Jazeera)

Kabul, 20 Rajab 1438/17 April 2017 (MINA) – Sebuah serangan bom non-nuklir terbesar Amerika Serikat (AS) di Afghanistan, Massive Ordnance Air Blast (MOAB), pada hari Kamis (13/4) lalu adalah “tindakan brutal” terhadap rakyat, lingkungan dan kedaulatan negara Afghanistan.

Penilaian itu disampaikan oleh mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, kepada Al Jazeera pada hari Ahad yang dikutip MINA.

Menurut AS, bom seberat 9.797kg yang dilepaskan untuk pertama kalinya dalam pertempuran itu, menargetkan kompleks gua dan terowongan yang diduga digunakan oleh militan Islamic State (ISIS) di Provinsi Nangarhar.

Bom yang dijuluki “Ibu dari Semua Bom” itu adalah perangkat yang dapat menghancurkan daerah radius lebih dari satu mil (1.6km) saat mendarat di tanah.

Baca Juga:  Polisi AS Pukuli dan Tangkap Demonstran Pro-Palestina

“Ini adalah tindakan yang tidak manusiawi, tindakan brutal terhadap negara yang tidak bersalah, terhadap orang-orang yang tidak bersalah, terhadap tanah kami, terhadap kedaulatan kami, terhadap negeri kami dan terhadap masa depan kami,” kata Karzai di Kabul. “Ini adalah racun.”

Menurtu tentara AS dan Afghanistan, setidaknya 90 militan ISIS tewas dalam serangan itu, tapi klaim itu dibantah oleh ISIS yang menyatakan tidak ada anggotanya yang tewas akibati serangan tersebut.

Sementara itu, para pejabat Afghanistan menyambut pengeboman dan mengatakan itu adalah langkah menuju keamanan.

“Saya menganggap itu pengkhianatan dan saya berdiri menentang mereka,” kata Karzai menyikapi persetujuan para pejabat Afghanistan yang juga pernah menjadi bagian dari kabinetnya saat ia berkuasa.

Baca Juga:  Spanyol Larang Kapal Bawa Senjata ke Israel di Pelabuhannya

Menurutnya, racun itu akan mengendap di lokasi jatuhnya bom selama bertahun-tahun mendatang.

“Bagaimana kita bisa membiarkan negara kita akan digunakan dengan cara ini dan mengapa? Berapa banyak (pejuang ISIS) telah mereka bunuh, 100, 200, 300?” katanya.

Karzai menegaskan, AS harus berhenti menggunakan Afghanistan sebagai “ladang pengujian”. (T/RI-1/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Bahron Ansori

Editor: Ismet Rauf