Israel Perpanjang Larangan Bepergian Hanadi Halawani, Muslimah Penjaga Al-Aqsa

Yerusalem – Otoritas pendudukan Israel memperpanang larangan bepergian ke luar negeri bagi Hanadi Halawani, penjaga Masjid Al-Aqsa (Murabithat), selama sebulan ke depan.

Pasukan Israel menyerbu rumahnya Kamis malam, untuk memberikan keputusan perpanjangan larangan perjalanannya, yang dapat diperpanjang lagi selama enam bulan berikutnya. Al Resalah melaporkan, Jumat (20/1/2023).

Halawani mengatakan, pasukan pendudukan memukuli putranya setelah dia membukakan pintu untuk mereka.

Pasukan juga merampas telepon genggam dari tangannya, sehingga dia tidak bisa merekam dan mendokumentasikan penyerbuan tersebut.

“Jumlah total larangan yang dikeluarkan dalam beberapa tahun terakhir kepada saya, sudah lebih dari 6 kali bertahun-tahun,” ujarnya.

Mengenai alasan larangan bepergian itu, dia mengatakannya sebagai suatu yang lucu.

Baca Juga:  Al-Qassam Tewaskan 15 Tentara Zionis di Timur Rafah

Menurut teks keputusan tersebut, Menteri Dalam Negeri Israel menerima informasi yang menyatakan bahwa keluarnya Halawani dari kota Yerusalem akan memperkuat tindakan keamanan yang mengancam negara Israel.

Dia menjelaskan, apa yang pendudukan sebut sebagai “ancaman terhadap keamanan negara”, mungkin karena partisipasinya dalam konferensi internasional, berbicara tentang kebenaran dan mengungkap kejahatan pendudukan kepada dunia.

“Penjajah ingin membungkam suara ini agar kami tidak menunjukkan kebenaran tentang kriminalitasnya,” ujarnya.

Dia menekankan, semua yang terjadi dalam hal pengucilan dan larangan bepergian adalah “bukti bahwa pengaruh kita masih kuat, bahkan jika kita diusir dari Masjid Al-Aqsa atau dilarang bepergian.”

Halawani merasa bangga, karena menurutnya keputusan tersebut tidak dikeluarkan oleh polisi, melainkan oleh seseorang yang lebih tinggi dari otoritas pendudukan, yaitu Menteri Dalam Negeri. Baginya, mempertahankan Al-Aqsa memang ada harganya.

Baca Juga:  Mantan Mossad: Ekonomi Israel Runtuh dan Kalah Perang di Gaza

Dia juga mengatakan, meskipun pasukan pendudukan mengetahui setiap sudut rumahnya, karena seringnya penggerebekan, pasukan dengan sengaja menggedor pintu semua tetangga untuk mengganggu mereka dan menekan lingkungan tempat tinggalnya.

“Jika itu membuat saya putus asa, saya tidak akan berada di jalur ini, tetapi karena pendudukan memutuskan untuk mengejar saya, saya semakin kuat melawan, dan inilah yang membuat marah pendudukan,” lanjutnya.

Dia menegaskan, jika pendudukan berlanjut mengejar seseorang, justru orang itu akan tumbuh lebih kuat, dan semakin pasukan menekannya, semakin sabar dan percaya diri warga tersebut. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf