Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebaikan Bulan Mulia (Tazkirah Menjelang Buka #14)

Rana Setiawan - Rabu, 5 April 2023 - 20:40 WIB

Rabu, 5 April 2023 - 20:40 WIB

1 Views

Oleh: Prof Madya Dr Abdurrahman Haqqi, Wakil Pengarah Pusat Penyelidikan Mazhab Syafi’i, UNISSA Brunai Darussalam

Pada suatu hari kedua sahabat dari Ansar yaitu Muaz bin Jabal dan Tsalabah ibn Ghanam bertanya kepada Rasullullah Shallallahu Alaihi Wasallam: “Wahai Rasullullah apa halnya dengan anak bulan yang nampak bagai sehelai benang kemudian membesar dan membesar hingga sempurna (bulatnya, kemudian ia berkurang lagi kemudian mengecil dan mengecil hingga kembali seperti semula, tidak seperti matahari yang hanya dalam satu bentuk saja?”, maka turunlah firman Allah yang maksudnya: “Mereka bertanya kepada kamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah: ”Bulan sabit itu adalah tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji.” (Al-Baqarah: 189).

Tuhan menciptakan tujuh petala langit dan bumi beserta kandungan dalam enam masa. Dan salah satu kebesaran Tuhan adalah mengadakan siang dan malam yang datang silih berganti sebagai tanda bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang mahu bersyukur. Bulan adalah tanda malam, manakala matahari tanda siang.

Ayat di atas menetapkan pergerakan bulan sebagai tanda waktu bagi beberapa ibadat dan muamalat kaum muslimin seperti penentuan permulaannya puasa, Aidil Fitri dan Aidil Adha, Iddah dan pengharaman berperang. Dan sebahagian ibadah lagi ditetapkan dengan matahari seperti waktu shalat di siang hari dan menentukan wukuf di Padang Arafah, ketika Ibadah Haji.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

Daripada 12 bulan itu, Ramadan adalah bulan yang teristimewa. Ketentuan ini adalah hak Allah. Dia dapat memberikan keistimewaan kepada siapa dan apa saja tanpa dibantah atau ditolak. Dia memberikan keistimewaan kepada Nabi dan Rasul. Dan Dia pula yang memberikan keistimewaan kepada tanah suci Mekkah dan tempat lainnya, memberi keistimewaan kepada hari Jum’at dan Arafat serta hari lain, Lailatul Qadar dan malam lain, al-Salat al-Wustha serta saalat lain.

Ramadan adalah bulan yang memiliki kelebihan daripada bulan lain. Banyak ungkapan baik Al-Quran atau As-Sunah menggambarkan kelebihan itu. Dia adalah raja bulan, yang penuh rahmat, berkat dan magfirah. Tidak ada tempat di bulan suci ini untuk segala bentuk kemungkaran, kemaksiatan kezaliman, kesombongan dan perbuatan apapun yang menimbulkan dosa. Kerana itu, berbahagialah orang yang dapat menyambut serta mengisi bulan Illahi ini dengan pelbagai kebaikan.

Rasullullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda sempena datangnya bulan mulia ini: “Sedang datang kepadamu bulan yang penuh berkat. Allah memfardukan terhadap kamu puasanya. Dengan pintu Surga dibuka dan pintu Neraka ditutup, Di samping itu Syaitan pun di belenggu. Di dalamnya, ada satu malam yang ianya lebih baik daripada seribu bulan. Sesiapa saja yang tidak diperkenan untuk mendapatkan kebaikannya, maka sesungguhnya ia dijauhkan daripadanya kebaikan.”

Ada malaikat Allah, yang menyeru sejak awak hingga ke akhir bulan ini dengan berkata: “Berbahagialah wahai orang yang ingin mengerjakan kebaikan dibulan ini. Berhati-hatilah wahai orang yang ingin mengerjakan kejahatan.”

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah

Ya Allah, Ya Tuhan, berikanlah kami kebaikan bulan-Mu ini dan jauhkanlah kami daripada kecelakaan dan kepedihan azab-Mu. Aamiin.

BSB, 14 Ramadan 1444H/5 April 2023

 

(A/Haq/RS2/R1)

Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Indonesia
Indonesia
Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
Indonesia
Internasional
Khutbah Jumat