Komisi X: Kampus di Perbatasan Butuh Program Beasiswa

Manado, MINA – Kampus di wilayah perbatasan membutuhkan program yang lebih banyak,  untuk memudahkan akses para pelajar melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Secara tidak langsung, program beasiswa ikut menurunkan angka kriminalitas yang dilakukan para pelajar usia produktif.

Hal itu diungkapkan saat delegasi Komisi X yang dipimpin Wakil Ketua Komisi X Ferdiansyah, menggelar pertemuan dengan para rektor universitas negeri dan swasta se-Sulawesi Utara di Politeknik Negeri Manado, Rabu (28/2).

Dikutip dari rilis DPR RI, di Sulut ada kampus Politeknik Nusa Utara yang berlokasi di Tahuna, Kepulauan Sangihe. Kampus ini berada di ujung utara Indonesia.

Direktur Politeknik Nusa Utara mengungkapkan, dahulu politeknik ini mendapat alokasi beasiswa sebanyak 200 orang. Kini, alokasi beasiswanya turun menjadi 100.

Sejak ada program beasiswa, angka kriminalitas di Sangihe turun drastis, karena para pelajar berlomba mengejar beasiswa perguruan tinggi.

“Tanpa ada program beasiswa, justru banyak usia produktif lulusan SLTA menganggur dan berdampak pada tingginya angka kriminalitas,” ujarnya.

Sementara itu, Ferdi mengatakan, pemerintah perlu memberi perhatian serius terhadap penambahan akses beasiswa.

“Ini penting untuk memperkokoh wilayah NKRI,” tegasnya.

Menurut Ferdi, penambahan program beasiswa ini perlu segera direspon pemerintah. Kasus di Politeknik Nusa Utara, setidaknya menjadi gambaran yang mewakili kondisi dunia pendidikan di ujung negeri.

“Kemiskinan menjadi faktor rendahnya angka lulusan SLTA yang melanjutkan pendidikannya ke sejumlah universitas,” pungkasnya. (R/R05/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.