MASJID ARAKAN PUSAT IBADAH MUSLIM ROHINGYA DI ACEH SELESAI DIBANGUN

Masji Arakan (Foto: Doc. ACT)
Arakan, berlokasi di tengah lahan Integrated Community Shelter (ICS) Blang Adoe, Kuta Makmur, Kabupaten Utara, menjadi pusat ibadah pengungsian .(Foto: Doc. ACT)

Aceh Utara, 24 Ramadhan 1436/11 Juli 2015 (MINA) – Masjid Arakan, berlokasi di tengah lahan Integrated Community Shelter (ICS) Blang Adoe, Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara, nampak berdiri megah. Kendati tidak besar, masjid terasa menebar aura kebahagiaan dan harapan bagi siapa pun yang memandang apalagi memanfaatkannya untuk beribadah shalat.

Masjid kompleks ICS Blang Adoe itu dibangun para relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) hanya dalam tempo dua pekan. Tepat 30 Juni yang lalu, pembangunan Masjid Arakan dinyatakan selesai, demikian siaran pers ACT yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Masjid Arakan oleh arsiteknya di desain sedemikian rupa, agar menjadi tempat ibadah yang nyaman dan mendorong para penggunanya, khususnya para pengugsi Rohingya, beribadah secara khusyu.

“Desain bangunan menjadikan masjid terasa luas, dengan hembusan angin yang menyejukkan,”  tutur Laila Khalidah, relawan lokal ACT  yang juga Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh Utara.

Menurut  Muhammad Noor Salikhin, arsitek pembangunan komplek ICS, pembangunan Masjid Arakan sengaja di desain terbuka.

“Konsep pembangunan masjid kami buat terbuka, karena menurut kami nantinya masjid ini multifungsi selain tempat ibadah juga digunakan untuk sarana berkumpul penghuni shelter, bisa juga digunakan sebagai tempat musyawarah,” jelasnya.

“Konsep bangunan masjid ini membuatnya bagaikan oase yang menyejukkan di tengah udara panas di Aceh Utara,” imbuhnya.

Masjid Arakan terasa sejuk meskipun di siang hari atau di saat shalat Dhuhur, karena sirkulasi udara dan cahayanya berjalan dengan lancar.

“Desain masjid kami bikin seperti ujung anak panah atau busur dengan sistem shaf sholat meruncing,” tambah Noor.

Soal nama, Sri Edi Kuncoro,  Tim Leader Pembangunan ICS, mengungkapkan diberi Masjid Arakan, karena ingin memberi motivasi para pengungsi Rohingya, agar timbul semangat para pengungsi untuk kembali berusaha sungguh-sungguh mendapatkan haknya hidup di Tanah Air warisan nenek moyang mereka, yakni Arakan, yang sekarang menjadi salah satu negara bagian Rakhinee, Myanmar.

Pertengahan Juni lalu, sekitar 328 jiwa pengungsi Rohingya yang terdampar di Kabupaten Aceh Utara usai diselamatkan oleh para nelayan dari derita terombang-ambing lautan.

Ratusan pengungsi Rohingya asal Rakhine itu telah direlokasi ke Gampong Blang Adoe, Kuta Makmur, Aceh Utara.

Standar kualitas berkelanjutan yang digarap oleh kolaborasi kemanusiaan ACT di Aceh Utara mencakup 120 unit rumah semi permanen, 34 pintu fasilitas MCK, masjid sebagai sarana beribadah, tempat belajar, poliklinik, dan ruang aula untuk tempat berkumpul dan musyawarah warga.

Selain itu, nantinya dalam beberapa waktu ke depan, sambil menunggu status pasti kewarganegaraan pengungsi Rohingya, akan disediakan pula sarana kolam ikan dan lahan pertanian yang dapat digarap oleh pengungsi Rohingya sebagai sumber mata pencaharian. (L/R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0