Menyaksikan Langsung Tradisi Unik Turkiye saat Ramadhan

Suasana tadarus Al Quran menjelang berbuka puasa di Masjid Fatih, Fateh, Istanbul. (Foto: Astuti/MINA)

Bulan yang ditunggu-tunggu umat Islam di berbagai belahan dunia akhirnya tiba. Setiap negara dan daerah memiliki beberapa tradisi khas yang unik dan menarik untuk menunjukkan antusias menyambut bulan suci ini, tak terkecuali .

Tahun ini saya sendiri berkesempatan untuk bisa meyaksikan langsung tradisi warga Turkiye Ketika menyambut Ramadhan.

Berikut beberapa tradisi unik di Negeri Seribu Masjid ini, yang bisa kamu temukan jika berkunjung saat bulan Ramadan;

  1. Mahya
Mahya
Mahya di masjid-masjid Turkiye untuk menyambut bulan Ramadhan. (Foto: Atlasdergisi)

Pada bulan Ramadan, masjid-masjid di Turkiye biasa memasang tulisan yang berisi ucapan atau pengingat terkait bulan Ramadan. Ucapan ini dibuat cukup besar dan digantung dengan tali diantara dua menara masjid serta dipasang lebih dari 200 lampu kecil yang menerangi tulisan tersebut.

Masyarakat Turkiye menyebut ucapan tersebut sebagai Mahya dan orang yang menyiapkan ucapannya adalah Mahyacı. Tulisan pada mahya ini biasanya, “Merhaba Ya Şehri Ramazan” yang artimya “Selamat Datang Bulan Ramadan”.

Mahya sendiri merupakan tradisi setiap bulan Ramadan di Turkiye yang telah ada sejak masa Ottoman ratusan tahun lalu dan masih dipraktikkan hingga saat ini. Awalnya, mahya adalah sebuah pesan yang dituliskan dengan lampu kecil atau lilin yang diatur sedemikian rupa sehingga membentuk kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu yang dapat dilihat dari jauh.

Seiring berjalannya waktu, Mahya berkembang menjadi bentuk seni yang lebih kompleks dan sekarang melibatkan pemasangan lampu-lampu neon atau LED yang diatur sedemikian rupa sehingga membentuk gambar atau kalimat-kalimat mutiara yang indah di atas atap masjid.

Mahya biasanya terlihat di malam hari selama bulan Ramadan dan menjadi pemandangan yang sangat indah dan menarik untuk dilihat.

Menurut Turkpidya, Mahya merupakan seni menulis, yang “ditulis” menggunakan lampu minyak berisi minyak zaitun di antara masjid-masjid dengan dua menara untuk mengekspresikan Ramadhan.

Sementara itu, disebutkan juga Mahya berasal dari Bahasa Persia “mahi”, yang artinya monthly atau bulanan, merujuk pada bulan suci Ramadhan dalam kalender Islam.

Pada zaman dahulu, Pengumuman datangnya bulan Ramadhan dilakukan melalui cara ini. Masjid-masjid yang bersinar terang dengan lampu selama Ramadhan, mencerminkan antusiasme menyambut bulan suci.

  1. Ramazan davulcusu

Ketika memasuki puasa pertama di Turkiye, saya terbangun dengan suara drum yang ditabuh. Saat itu sudah memasuki waktu sahur. Sedikit terkejut, tapi akhirnya saya tahu bahwa ternyata seperti di Indonesia, Turkiye juga punya tradisi unik untuk membangunkan sahur.

Pada waktu sahur, sekelompok pemuda yang disebut davulcu akan membangunkan orang-orang untuk makan sahur dengan menabuh drum ataupun gendang. Tradisi ini berasal dari zaman Ottoman ketika belum ada sistem pengerasan suara atau jam alarm. Oleh karena itu, para davulcu mulai berkeliling desa atau kota untuk membangun orang-orang.

Saat davulcu menabuh drum mereka juga menyanyikan lagu daerah, menyerukan doa dan mengumumkan waktu imsak. Di beberapa kota besar di Turki, tradisi ini sudah mulai berkurang karena dianggap mengganggu ketenangan warga yang tidur. Namun saya sendiri masih menjumpai tradisi ini di Istanbul.

  1. Ramazan bazaar
Grand Bazaar Istanbul. (Foto: Astuti/MINA)

Ramazan bazaar adalah salah satu tradisi yang cukup populer di Turkiye saat bulan Ramadhan. Bazaar ini biasanya terdiri dari berbagai toko dan pedagang yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman khas Turkiye yang hanya ada saat bulan Ramadhan.

Selain itu, ada juga yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti pakaian, perhiasan, dan barang-barang lainnya. Tradisi ini sudah dimulai sejak masa Ottoman ketika pedagang membuka pasar khusus di bulan Ramadhan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama berpuasa. Sekarang, tradisi Bazar Ramazan menjadi sebuah perayaan budaya yang sangat penting bagi masyarakat Turkiye.

Ramazan Bazaar biasanya dibuka setiap malam selama bulan Ramadan dan menjadi tempat berkumpulnya warga lokal dan wisatawan. Suasana yang meriah dengan penjual dan pengunjung yang berkumpul sambil menikmati makanan dan minuman yang dijual di bazar, membuat tradisi ini sangat menyenangkan dan dinikmati banyak orang.

Selain tiga tradisi di atas, kamu juga bisa merasakan pengalaman unik lainnya selama Ramadhan di Turkiye, seperti Mahalle Sofrasi, yaitu buka puasa bersama di mana seluruh warga di satu kawasan berkumpul di meja panjang yang terbentang di jalan atau alun-alun. Tradisi ini menjadi momen istimewa yang menekankan pentingnya kebersamaan, kenikmatan, dan indahnya berbagi.

Meja-meja panjang di Mahalle Sofrasi biasanya diisi berbagai macam hidangan lezat, mulai dari sup, salad, hidangan utama, hingga hidangan penutup.

Bulan Ramadan di Turkiye juga menjadi momen saat hidangan tertentu disajikan. Suguhan Ramadan yang paling terkenal adalah “güllaç”, makanan penutup Turki. Puding berbahan dasar tepung beras dan air mawar dan susu ini memiliki tekstur lembut dan rasa manis yang tidak berlebihan.

Selain itu ada Lokum, permen Turki yang terbuat dari gula dan tepung maizena, yang juga menjadi camilan favorit di bulan Ramadan. Teksturnya yang kenyal dan rasa manisnya yang memanjakan lidah menjadikannya pilihan tepat untuk dinikmati bersama keluarga dan teman.

Lokum tersedia dalam berbagai rasa dan bentuk, mulai dari rasa klasik seperti mawar dan lemon, hingga rasa modern seperti cokelat dan stroberi. Lokum juga sering disajikan bersama kopi Turki, sehingga menghasilkan perpaduan rasa yang sempurna.

Yang juga sayang untuk dilewatkan saat Ramadhan adalah Sholat tarawih, yang digelar di masjid-masjid megah Istanbul setelah berbuka puasa. Usai salat tarawih, hiburan tradisional Ramadan akan dimulai di berbagai alun-alun, terutama di Sultanahmet.

Sisi lain yang membuat unik selama Bulan Ramadan adalah banyaknya tempat suci di Istanbul. Jadi kamu bisa menikmati perjalanan spiritual dengan mengunjungi tempat-tempat suci dan bersejarah di Kota ini.

Selain iklimnya yang sempurna, Turkiye banyak menginspirasi wisatawan dengan sejarah, alam, dan hidangannya, yang mencerminkan warisan keragaman peradaban sejak berabad-abad lalu.

Kamu tertarik berkunjung ke Turkiye? Semoga berikutnya kamu juga berkesempatan merasakan suasana Ramadhan di Turkiye, ya. (L/R7/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.