Ramallah, MINA – Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan pidato resmi pada Rabu malam (6/12), berisi pernyataan sikap Palestina terkait keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem (Al-Quds) sebagai ibu kota Israel.
Abbas, melalui pidato yang ia sampaikan di Ramallah, Palestina beberapa saat usai pengumuman Trump, menyebut keputusan tersebut merupakan langkah mundur bagi upaya perdamaian di Palestina.
Sebaliknya, Abbas menegaskan Al-Quds akan tetap menjadi ibu kota Palestina selamanya, meski AS berupaya menjadikannya ibu kota Israel. Ia menyatakan bangsa Palestina akan memenangkan perjuangan mempertahankan Al-Quds.
Berikut merupakan teks lengkap pidato Mahmud Abbas, seperti dikutip MINA dari media Palestina, Safa.ps.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi
بسم الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ}
{Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung} (Ali Imran : 200).
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya
Saudara-saudaraku, warga Palestina
Putra-putri bangsa yang pemberani dan selalu menjaga (Palestina)
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Persoalan negeri kita tengah memasuki masa kritis hari ini setelah Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan untuk mengambil langkah-langkah terkait Al-Quds (sebagai ibu kota Israel).
Dengan pengumuman tersebut berarti Pemerintah AS telah memilih untuk melawan semua keputusan dan perjanjian internasional dan bilateral. AS lebih memilih untuk mengacuhkan dan menentang kesepakatan dunia internasional yang terekspresikan melalui berbagai sikap negara-negara, para pemimpin dunia serta tokoh-tokoh agama dan organisasi-organisasi di kawasan terkait persoalan Al-Quds yang mereka nyatakan beberapa hari terakhir.
Langkah (pemindahan ibu kota Israel ke Al Quds) yang tercela dan tertolak ini adalah bentuk perusakan secara sengaja terhadap berbagai upaya untuk mewujudkan perdamaian. Langkah tersebut sama saja AS telah mengumumkan penarikan dirinya dari peran yang sudah ia jalankan demi menjaga langkah-langkah mewujudkan perdamaian.
Langkah tersebut juga menggambarkan dukungan pemerintah AS terhadap sikap Israel yang menolak segala bentuk perjanjian dan melawan legitimasi internasional. Dengan demikian AS juga mendorong Israel untuk meneruskan politik pendudukan, penjajahan, kebijakan apartheid dan pembersihan etnis.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Langkah tersebut juga berarti membantu kelompok-kelompok ekstrimis mengalihkan konflik di kawasan menjadi perang agama yang menyeret wilayah yang tengah dalam situasi kritis ini ke tengah konflik internasional dan perang tanpa henti. Suatu keadaan yang kita hindari dan secara tegas kita tolak dan kita lawan.
Saudara-saudaraku sekalian
Beberapa hari ini kita bersama beberapa pemimpin negara-negara arab dan negara sahabat berada dalam satu keyakinan kuat yang menegaskan kesatuan sikap antar negara-negara Arab dan negara-negara Islam serta dunia internasional terkait Al-Quds dan hak-hak bangsa Palestina. Kita sepakat menuntut adanya upaya perdamaian yang adil dan komprehensif berdasarkan asas pendirian negara Palestina dengan kekuasaannya penuh atas wilayah-wilayahnya yang dijajah Israel sejak tahun 1967 dengan Al-Quds sebagai ibu kotanya. Kita juga sepakat memilih solusi bagi persoalan pengungsi Palestina berdasarkan Resolusi 194 dan Inisiatif Perdamaian Arab.
Putra-putri bangsa Palestina yang pemberani
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Sesungguhnya kami, para pemimpin selalu mengikuti perkembangan situasi dan sedang dalam proses merumuskan keputusan dan langkah yang tepat bersama dengan para pemimpin Arab dan negara-negara sahabat.
Saat bersejarah ini seharusnya mendorong kita semua untuk mempercepat dan mengintensifkan usaha kita mengakhiri perpecahan dan memulihkan persatuan nasional Palestina demi memastikan kemenangan rakyat kita dalam memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaannya.
Beberapa hari ke depan kita akan menyaksikan seruan berbagai badan dan struktur kepemimpinan Palestina untuk mengadakan pertemuan darurat guna mengikuti perkembangan situasi. Dan kami meminta Dewan Perwakilan Rakyat Palestine Liberation Organization (PLO) untuk mengadakan pertemuan darurat. Kami akan menyerukan kepada semua faksi untuk menegaskan posisi nasional Palestina yang bersatu dan meletakkan semua pilihan kepada mereka.
Saudara-saudaraku sekalian
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Sesungguhnya tanah yang suci ini adalah negeri tempat Isra dan Milraj-nya Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam dan tempat kelahiran Nabi ‘Isa dan tempat dimakamkannya Nabi Ibrahim, ‘alaihimassalam. Untuk itu kami katakan bahwa Al-Quds adalah kota perdamaian. Kota Masjid Al-Aqsha yang merupakan kiblat pertama dan masjid kedua serta tempat suci yang kita (bagi umat Islam).
Al-Quds adalah kota gereja kebangkitan. Inilah Al-Quds, Ibu Kota Palestina terbesar dan lebih tua dari langkah dan keputusan untuk mengubah identitas arabnya. Al-Quds, dengan sejarahnya yang terus didengungkan para saksi di segenap penjuru Palestina, dengan situs-situs sucinya, masjid-masjid serta gereja yang ada di dalamnya, berikut para putra-putrinya yang teguh menjaga setiap bagiannya. Akan tetap berdiri di tengah berbagi upaya untuk merampas identitasnya dan mendistorsi sejarahnya. Al-Quds akan menghancurkan segala bentuk konspirasi yang ditujukan padanya, seperti yang pernah dilakukan oleh kota suci ini selama periode sejarah yang panjang.
Sungguh keputusan Presiden Trump malam ini tidak akan mampu mengubah satu fakta apapun terkait Al-Quds dan tidak akan mampu memberikan legitimasi sedikitpun bagi Israel dalam hal ini. Al-Quds tetap menjadi kota Palestina, kota Arab, Kota Masehi dan Kota Islam, dan Ibu kota Palestina untuk selamanya.
Wahai putra-putri bangsa Palestina
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Dengan keteguhan, iman, hak-hak dan persatuan kita, dengan kesatuan sikap kita bersama negara-negara Arab dan negara-negara Islam serta koordinasi yang kuat dengan sahabat-sahabat kita dari berbagai negara, kita akan tetap satu front mempertahankan Al-Quds, menjaga perdamaian dan merawat kebebasan. Kita akan menang dalam merebut hak-hak bangsa kita dan mengakhiri pendudukan lalu meraih kemerdekaan kita.
Salam hormat untuk para syuhada kita dan keluarga mereka, untuk para tawanan pahlawan kita, untuk saudara-saudara kita yang terluka. Mereka semua adalah orang-orang yang menyerahkan pengorbanannya demi Palestina dan Al Quds.
Hidup Palestina. Hidup Al Quds, Ibu Kota Palestina yang merdeka. (A/Taufiq/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel