Raja Yordania: Ketidakadilan di Palestina Terjadi Selama Lebih Tujuh Dekade

Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein.(Foto: SPA)

Riyadh, MINA – Raja Abdullah II bin Al-Hussein dari Kerajaan Hashemite menegaskan, tujuan Gabungan Luar Biasa Arab-Islam adalah untuk mengatasi penderitaan Gaza dan rakyatnya, yang telah mengalami pembunuhan, kehancuran, dan perang mengerikan yang harus segera dihentikan.

“Jika tidak terselesaikan, kawasan ini bisa terjerumus ke dalam konflik besar yang harus ditanggung oleh orang-orang yang tidak bersalah dari kedua belah pihak, dan dampaknya akan berdampak pada seluruh dunia,” tegas Raja Abdullah II pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab-Islam di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (11/11), sebagaimana dilaporkan SPA.

Dalam pidatonya pada KTT Gabungan Luar Biasa ini, Raja Abdullah II menyatakan bahwa ketidakadilan itu tidak terjadi sebulan yang lalu namun telah menjadi masalah yang terus-menerus selama lebih dari tujuh dekade.

Hal ini ditandai dengan mentalitas benteng, yang terlihat dari tembok pemisah, pelanggaran terhadap tempat-tempat suci dan hak asasi manusia, dengan warga sipil yang tidak bersalah menjadi korban utama.

Mentalitas yang sama berupaya menjadikan Gaza tidak layak huni, dengan menargetkan masjid, gereja, rumah sakit, menangkap dokter, paramedis, pekerja bantuan, dan menyebabkan penderitaan pada anak-anak, orang tua, dan perempuan.

Raja Yordania memuji keputusan Majelis Umum PBB mengenai situasi di Gaza, dan menafsirkannya sebagai kemenangan nilai-nilai kemanusiaan, hak untuk hidup, dan perdamaian.

Hal ini mewakili penolakan global terhadap perang dan merupakan hasil dari tindakan kolektif Arab.

Ia menganggap keputusan ini sebagai langkah awal untuk membangun aliansi politik yang memprioritaskan penghentian segera perang dan pengungsian, diikuti dengan proses perdamaian sejati di Timur Tengah, tanpa ada ruang untuk hambatan dalam keadaan apa pun.

Para pemimpin dari berbagai belahan dunia menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab-Islam di Riyadh, Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza.

KTT darurat, yang merupakan hasil konsultasi antara Kerajaan Arab Saudi, Liga Arab, dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) digelar Sabtu (11/11/2023).

Adapun mereka yang hadir adalah Presiden Iran Ebrahim Raisi dan para pemimpin Arab termasuk Presiden Mahmoud Abbas, Abdel Fattah El-Sisi dari Mesir, Bashar al-Assad dari Suriah, dan Abdul Latif Rashid dari Irak, termasuk Presiden Ri Joko Widodo dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.

KTT Arab-Islam digelar Arab Saudi setelah berkonsultasi dengan Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Pertemuan ini menggantikan KTT darurat Arab yang sebelumnya direncanakan dan KTT Islam luar biasa yang dijadwalkan pada waktu yang sama.(T/R1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.