Turki Salurkan Bantuan Bagi Korban Banjir Parah di Afrika Selatan

Paket bantuan disiapkan dengan sumbangan Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (TIKA) selama bulan suci Ramadhan 1443H. (Foto: Anadolu Agency)

Pretoria, MINA – Kedutaan Besar di Pretoria dan Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (TIKA), Jumat (29/4), mengirimkan paket makanan di negara bagian KwaZulu-Natal di bagian timur untuk membantu ratusan keluarga terdampak dampak yang mendatangkan malapetaka di wilayah tersebut pada 11 April, Anadolu Agency melaporkannya.

Upacara distribusi bantuan diadakan di distrik Umgungundlovu KwaZulu-Natal dengan partisipasi Duta Besar Turki, Aysegul Kandas, Wakil Menteri Pembangunan Sosial, Hendrietta Bogopane-Zulu, anggota Dewan Pembangunan Sosial Negara, Nonhlanhla Mildred Khoza, Koordinator Pretoria TIKA, Abdulkadir Abukan, dan perwakilan lokal.

Duta Besar Kandas menyatakan, pejabat Turki mengunjungi daerah yang dilanda banjir dan mengambil inisiatif untuk membantu masyarakat setempat yang terdampat akibat permukimannya hancur.

Baca Juga:  [POPULAR MINA] Serangan ke Rafah dan Aksi Muhammadiyah

Pembekalan kepada peserta tentang 34 proyek yang telah dikerjakan TIKA selama ini di Afrika Selatan, Dubes menyampaikan materi bantuan lainnya akan segera menyusul.

Anggota Dewan, Khoza, mengucapkan terima kasih atas upaya Turkiye untuk membantu orang yang membutuhkan.

Usai upacara, sebanyak 250 keluarga yang terkena banjir menerima paket sembako.

Pada 11 April, kota Durban dan wilayah sekitarnya, yang digambarkan sebagai pintu gerbang Afrika Selatan ke Samudra Hindia, dilanda banjir terparah yang tercatat dalam 34 tahun terakhir.

Dengan curah hujan 300 mililiter per meter persegi, telah memicu banjir dan tanah longsor di wilayah tersebut, yang menewaskan lebih dari 400 orang. Bencana alam tersebut membuat lebih dari 40.000 orang mengungsi dan kerusakan material diperkirakan mencapai ratusan juta dolar.

Baca Juga:  Polisi Bubarkan Paksa Protes Pro-Palestina di Universitas Paris

Banjir juga melanda Pelabuhan Durban, pelabuhan dan pusat logistik terpenting di negara itu, mendorong para pejabat untuk mengumumkan keadaan darurat nasional.

Infrastruktur di wilayah berpenduduk 4 juta orang itu rusak parah, menyebabkan krisis air dan listrik sehingga tentara mengirimkan 10.000 personel untuk membantu orang-orang di daerah yang dilanda bencana.

Para ahli berpendapat banjir baru-baru ini adalah yang terburuk sejak 1987, dan perubahan iklim mungkin telah menyebabkan hujan lebat.(T/R1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.