Hamas Dapat Melawan Jika Israel Menyerang

Sanliurfa, MINA – Ketua gerakan perlawanan Palestina di Turki, Maher Salah, pada Senin (10/12) mengatakan, kelompoknya akan dapat melawan jika Israel melancarkan serangan militer baru di Jalur Gaza.

Salah mengatakan, Hamas tengah melakukan segala upaya untuk mencapai kesepakatan pertukaran tahanan baru dengan Israel.

Mengenai ancaman para pemimpin Israel untuk meluncurkan operasi militer baru di Jalur Gaza, ia menyatakan bahwa Israel tidak siap untuk terlibat dalam konfrontasi apa pun karena beberapa alasan, demikian dilansir dari Palinfo.

Saat wawancara dengan media Palestina, pemimpin Hamas itu mencatat bahwa Israel khawatir gerakan normalisasi di dunia Arab, yang telah mencapai kemajuan yang nyata. Selain itu, pemerintah Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengkhawatirkan tentang kemungkinan dampak tidak menyenangkan pada pemilu mendatang.

“Operasi militer baru di Jalur Gaza mungkin tidak menjadi pilihan,” ujarnya.

Salah menggambarkan “ruang operasi bersama” kelompok perlawanan Palestina di Gaza sebagai contoh bagus tindakan bersama melawan pendudukan Israel dan menyerukan koordinasi lebih lanjut dan kerja sama antara faksi Palestina pada tingkat militer dan politik.

Dia menambahkan Hamas telah berulang kali membuktikan kesungguhannya dalam mencapai persatuan nasional. Dalam Kesepakatan tukar tawanan, Salah menegaskan bahwa Hamas telah menetapkan tujuan “membersihkan” semua penjara Israel dari tahanan Palestina.

Salah menunjukkan bahwa Hamas telah melakukan upaya besar-besaran dan menghubungi banyak negara Arab, Muslim, dan asing untuk menggagalkan rancangan resolusi AS yang mengutuk Hamas dan perlawanan Palestina di Majelis Umum PBB.

Salah juga memuji peran besar yang dimainkan oleh Otoritas Palestina, gerakan Fatah, dan Duta Besar Palestina di PBB Riyad Mansour untuk menghalangi langkah AS.

“Ini menunjukkan seberapa besar persatuan nasional penting untuk menghadapi pendudukan Israel dan konspirasi yang bertujuan melikuidasi Palestina,” katanya.

Ia menyatakan rasa terima kasihnya kepada negara-negara anggota Arab dan Muslim yang dapat memperoleh keputusan awal yang mengharuskan rancangan resolusi AS mendapat dua pertiga suara untuk diadopsi.

Salah mengungkapkan, ini adalah kedua kalinya pemerintah AS menerima “tamparan” di PBB saat berusaha melindungi pendudukan Israel, mengingat apa yang disebutnya “suara bersejarah” di Majelis Umum PBB yang datang sebagai tanggapan terhadap Pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Dia menjelaskan bahwa AS, melalui proposal yang menipu, dan dengan mengerahkan tekanan besar pada negara-negara anggota PBB, berusaha untuk mengkriminalisasi perlawanan Palestina dan mencabut hak rakyat Palestina untuk membela diri.

Great March of Return

Salah mengatakan bahwa Great March of Return adalah upaya murni yang telah menghadirkan citra baru perjuangan Palestina untuk kebebasan.

Ia menekankan bahwa hibah keuangan Qatar kepada karyawan Jalur Gaza dan perbaikan yang nyata dalam krisis listrik di daerah kantong tidak akan pernah tercapai tanpa Great March of Retrun dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh orang-orang Palestina di Gaza selama beberapa bulan terakhir.

Dalam konteks lain, Salah mengecam koordinasi keamanan antara Otoritas Palestina dan Israel, yang membantu menumpas gerakan perlawanan Palestina di Tepi Barat.

Mengenai langkah-langkah hukuman yang dikenakan oleh Otoritas Palestina di Jalur Gaza sejak April 2017, kata Salah, mengacu pada pernyataan baru-baru ini oleh pejabat Fatah Azzam al-Ahmad, “Tampaknya Otoritas Palestina di Ramallah telah memutuskan untuk menutup pintu rekonsiliasi dan maju dengan sanksi balas dendamnya di Gaza.”

Tekanan Mesir baru-baru ini berhasil menggagalkan satu putaran sanksi oleh Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas terhadap Gaza, kata Salah, tetapi mereka belum dapat mencapai kemajuan dalam proses rekonsiliasi.

Dia mencatat bahwa kunjungan intensif delegasi Hamas ke Kairo baru-baru ini menyoroti rasa tanggung jawab Hamas yang tinggi dan ketajaman dalam mengakhiri perpecahan Palestina.

Pemimpin Hamas untuk luar negeri itu juga memuji Mesir dan Turki atas dukungan tak henti-hentinya bagi rakyat Palestina.

Hamas di luar negeri

Salah mengatakan bahwa gerakannya mengerahkan segala upaya yang mungkin, meningkatkan kesadaran, dan memobilisasi energi guna membangun sistem pendukung yang solid untuk tujuan Palestina di luar negeri.

Dia menjelaskan adanya hubungan politik dan diplomatik yang didirikan oleh Hamas di tingkat regional dan internasional, upaya yang dilakukan di bidang hukum internasional dan hak asasi manusia dan proyek-proyek yang diluncurkan oleh lembaga-lembaga gerakan di berbagai bidang.

Dia menambahkan bahwa Hamas di luar negeri terutama berkaitan menjaga agar Palestina tetap hidup dalam ingatan generasi-generasi berikutnya, melindungi hak untuk kembali, dan memberikan dukungan kemanusiaan kepada Palestina di kamp-kamp pengungsi. (A/Ast/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.