Ulama Al-Azhar: Jaga Persatuan dan Hargai Perbedaan

Jakarta, MINA – Ulama dari Universitas Al-Azhar, Mesir, Prof Dr Ibrahim Hudhud mengajak segenap umat Islam untuk menjaga persatuan dan menghargai perbedaan sesama warga negara.

Hal itu ia sampaikan saat kunjungannya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (21/12) sore.

Mantan Rektor Al-Azhar ini juga mengapresiasi dasar negara Indonesia yang berpijak pada Pancasila. Ia menyebut punya kemiripan dengan model pemerintahan yang dibangun Rasulullah SAW di Kota Madinah.

“Kami melihat di Indonesia ini ada kecocokan dengan kehidupan kota Madinah zaman Rasul. Setiap orang mendapatkan haknya dan menjalankan kewajibannya dalam membela tanah air,” ungkapnya.

Baca Juga:  Ponpes Al-Fatah OKU Timur Gelar Upacara Peringati Nakbah 

Ia menyampaikan, Rasulullah tak pernah memerangi warga Madinah ketika masuk wilayah itu, meski sebagian besar penduduk Madinah berbeda agama dengannya.

“Muslim di Kota Madinah saat itu adalah penduduk minoritas. Jumlah penduduk Madinah yang beragama Islam hanya sekian ratus orang. Sedangkan pemeluk Yahudi mencapai 4.000 orang,” jelasnya.

Ulama Al-Azhar itu menjelaskan bahwa Rasul hanya memerangi mereka yang melakukan pengkhianatan besar terhadap kesepakatan, bukan karena perbedaan agamanya.

Ia mengatakan, dirinya takjub dengan Indonesia karena Indonesia adalah model ideal dalam mengibarkan bendera persatuan.

Baca Juga:  Ribuan Warga Jakarta Ikut Gerak Jalan Cinta Al Aqsa

“Piagam Madinah ada di Indonesia bahwa setiap orang mampu menjalankan kewajibannya dalam menghargai satu sama lain,” kata Prof Dr Ibrahim.

Turut hadir dalam menyambut rombongan Al-Azhar ke PBNU, disambut Ketua Umum Kiai Said Siradj, Katib Aam PBNU KH Yahya C Staquf, Sekjen PBNU Helmy Faishal, Ketua PBNU KH Abdul Mannan Ghani, Ketua PBNU Hanif Saha Ghafur, Wasekjen PBNU Imam Pituduh, dan Ketua PP LAZISNU Ajat Sudrajat. (R/Ais/P1)

Mi’raj News Agency (MINA) 

Wartawan: siti aisyah

Editor: Ismet Rauf