HANIYAH: PALESTINA HARUS BERSATU HADAPI ISRAEL

Mantan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah. Foto: MINA
Mantan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah. Foto: MINA

Bayt Lahiya, 11 Ramadhan 1435/9 Juli 2014 (MINA) – Mantan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah, menyerukan kepada semua pihak perlawanan Palestina untuk bersatu melawan serangan Zionis Israel yang masih berlangsung hingga saat ini.

“Kita perlu bersatu melawan musuh,” kata Haniyah sebagaimana diumumkan Radio Al-Aqsha pada selasa (8/7) malam. Dia menekankan perlunya  koordinasi dan kerjasama di lapangan untuk menghadapi agresi Israel yang mereka beri nama “Operation Protective Edge” sementara Hamas menyebutnya “Intifadhah ketiga.”

Dia mengatakan, keputusan bersatunya berbagai seluruh gerakan Palestina merupakan langkah untuk mempertahankan dan melindungi rakyat Palestina.

Baca Juga:  Al-Qassam Hancurkan 100 Kendaraan Tentara Israel dalam 10 Hari

“Hamas mematuhi rekonsiliasi Palestina,” katanya,  menambahkan, para pemimpin Fatah  harus mempertahankan perjanjian persatuan pada momen-momen krusial seperti ini.

Haniyah juga menyerukan kepada Liga Arab dan Organisai Kerjasama Islam (OKI) untuk mengadakan pertemuan darurat dalam mendiskusikan agresi Israel terhadap Palestina dan akibat-akibat yang akan terjadi.

Sejak awal Ramadhan, penjajah Zionis Israel terus meningkatkan serangan terhadap Gaza menggunakan pesawat tempur F-16, Drone (pesawat tanpa awak), dan helikopter tempur Apache.

Menurut Korespondensi Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza, Bagian utara Jalur Gaza merupakan daerah yang terkena intensitas serangan lebih besar di bandingkan wilayah lainnya di Gaza, di mana Israel sejak tiga pekan lalu terus menerus membombardir area kosong di sekitar sana.

Baca Juga:  Mantan Mossad: Ekonomi Israel Runtuh dan Kalah Perang di Gaza

Hingga saat berita ini diturunkan, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan 24 orang telah meninggal dunia dan 130 lainnya luka- luka dalam serangan udara Israel terbaru sejak Selasa dini hari.

Selain itu, dentuman bom masih terdengar menggelegar dari berbagai penjuru Gaza dan tidak jarang menggetarkan bangunan RS Indonesia. Saat ini terdapat 19 relawan Indonesia yang sedang menetap di bangunan itu.

Bahkan, pada Selasa, (8/7) malam waktu Gaza, seorang pedagang asongan sekitar 150 meter dari RS Indonesia meninggal akibat serangan rudal Drone milik Israel. Rumah Tahfidz Darul Qur’an Indonesia yang digagas Ustadz Yusuf Mansur di Gaza juga menjadi sasaran rudal yang diluncurkan dari pesawat-pesawat F-16 milik Israel.

Baca Juga:  Tentara Israel Serbu Masjid Ibrahimi, Larang Azan Berkumandang

Media-media Israel dan Palestina juga memberitakan Netanyahu sudah memerintahkan militernya untuk melaksanakan serangan darat terhadap Gaza.

Sementara jama’ah Masjid Al-Aqsha memekikkan takbir setelah roket M-75 Pejuang berhasil mencapai Al-Quds. Salah satu roket Hamas, R-160 juga berhasil mencapai Haifa berjarak 150 km dari Gaza. Israel segera ketakutan dan mengumumkan keadaan bahaya di seluruh tanah jajahan. Roket dengan kode R itu bermakna Rantisi, merujuk kepada Abdul Aziz Al-Rantisi, pemimpin Hamas yang Syahid yang terbunuh oleh serangan Israel.(L/K01/K02/K03/P03/P02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rana Setiawan

Comments: 0