Agresi Semakin Brutal, Warga Gaza Terancam Kelaparan

Warga Gaza Palestina berebut makanan di dapur umum. (SS Euro News)

, MINA – Gencatan senjata sementara selama tujuh hari di Gaza telah gagal mengatasi kekurangan pangan yang parah di wilayah yang diblokade, menyebabkan banyak orang dewasa demi memberi makan anak-anak mereka, sebuah badan amal internasional Action Against Hunger memperingatkan pada Senin (4/11).

Lembaga tersebut mengatakan, berakhirnya gencatan senjata dan dimulainya kembali pengeboman di Gaza telah membahayakan upaya kemanusiaan di daerah kantong tersebut. Makanan kaleng langka di pasar lokal, sementara kekhawatiran meningkat karena panen sayur-sayuran akan segera berakhir. The New Arab melaporkan.

“Meskipun jeda konflik memungkinkan adanya sedikit peningkatan bantuan, kondisi kehidupan masih memprihatinkan, dan aliran bantuan saat ini tidak mencukupi baik untuk Gaza bagian selatan maupun utara,” kata lembaga tersebut.

Baca Juga:  UNRWA Tolak Tinggalkan Rafah

Action Against Hunger mendesak gencatan senjata yang abadi untuk memenuhi kebutuhan kritis 2,4 juta orang yang tinggal di Gaza.

Roti, makanan pokok masyarakat Gaza, kini langka atau bahkan tidak ada. Gas untuk memasak telah menjadi sebuah kemewahan, memaksa keluarga-keluarga terpaksa membakar kayu dan apapun yang tersedia.

Bulan lalu, Program Pangan Dunia (WFP) mengonfirmasi penutupan toko roti terakhir yang beroperasi dalam kemitraan dengan badan tersebut karena kekurangan bahan bakar.

Pejabat regional Action Against Hunger, Chiara Saccardi, melaporkan krisis pangan yang parah, dengan lebih dari 130 toko roti tutup karena kekurangan bahan bakar, sehingga membuat tepung menjadi langka.

“Rekan-rekan kami melihat dan mengalaminya di lapangan: hampir tidak ada makanan tersisa di Gaza,” kata Saccardi. “Banyak keluarga terpaksa memasak dengan membakar kayu, karton makanan, dan apa pun yang bisa mereka temukan.”

Baca Juga:  Israel Tangkap 15 Warga Palestina di Tepi Barat

“Persediaan air minum sangat terbatas, dan sumber air lainnya semakin tidak aman karena kontaminasi silang dari limbah, air hujan, dan air sumur,” tambah Saccardi.

“Warga Gaza membutuhkan lebih banyak makanan, lebih banyak makanan bergizi, dan air bersih untuk memasak. Mereka juga membutuhkan gas dan bahan bakar untuk memasak makanan. Untuk menghindari risiko kerawanan pangan, kekurangan gizi dan kelaparan, barang-barang ini harus segera menjangkau kelompok yang paling rentan.” (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.