Hamas: Israel Harus Akhiri Perang agar Tawanan Dapat Dibebaskan

Israel terus melakukan serangan tanpa henti ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. (Foto: dok. AA)

, MINA – Juru bicara Sami Abu Zuhri mengatakan gerakan tersebut menuntut mengakhiri perang sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan perang yang ditahan di Gaza.

Pernyataan Abu Zuhri muncul setelah para pemimpin 18 negara, termasuk Presiden AS Joe Biden, menyerukan pembebasan segera semua sandera yang ditahan di . MEMO melaporkannya, Jumat (26/4).

Para pemimpin merujuk pada usulan kesepakatan untuk membebaskan para sandera dan mengakhiri perang, yang akan memungkinkan warga untuk kembali ke wilayah utara Jalur Gaza dan akan memperluas pengiriman bantuan kemanusiaan.

“Kami menekankan bahwa kesepakatan untuk membebaskan para sandera akan menghasilkan gencatan senjata segera dan berkepanjangan di Gaza yang akan memfasilitasi gelombang bantuan kemanusiaan tambahan yang diperlukan untuk dikirim ke seluruh Gaza, dan mengarah pada berakhirnya permusuhan,” kata pernyataan tersebut.

Baca Juga:  1.908 Ton Bantuan Kemanusiaan Türkiye, Qatar Berlayar ke Gaza

Pernyataan tersebut ditandatangani oleh para pemimpin Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Jerman, Argentina, Austria, Jerman, Bulgaria, Kanada, Kolombia, Denmark, Hongaria, Polandia, Portugal, Rumania, Serbia, Spanyol dan Thailand.

Hamas telah berulang kali mengatakan pihaknya tidak akan mundur dari tuntutannya, termasuk diakhirinya perang, penarikan pasukan pendudukan Israel dari Jalur Gaza, kembalinya warga Palestina ke seluruh wilayah Gaza dan diakhirinya blokade bantuan kemanusiaan paling penting, yang dapat menjangkau mereka yang paling membutuhkan.

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.