MTQ dan Keutamaan Al-Quran

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)

Presiden RI Joko Widodo membuka secara resmi Musabaqah Tilawatil Quran () Nasional ke-26 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu malam (30/7/2016).

Dalam sambutanya, Presiden Jokowi meminta agar melalui MTQ selain dapat meningkatkan kualitasnya, dikembangkan pula sisi pemaknaannya dan harus mampu membumikan Al-Quran dalam kehidupan masyarakat.

“Prestasi adalah hal utama, namun yang lebih utama dari MTQ adalah syiar dan dakwah bagaimana membumikan Al-Quran. Kita harus jadikan Al-Quran sebagai nafas kita, sebagai pegangan hidup kita,” kata Presiden.

Presiden juga berharap makna Al-Qur’an dapat dipegang teguh dalam kehidupan sehari-hari, sebagai umat Islam.

Al-Qur’an mengandung pesan dan nilai kemanusiaan, nilai kesalehan sosial, serta ajaran yang rahmatan lil ‘alamin, lanjut presiden.

Dalam kaitan MTQ dan amaliyah Al-Quran, ada beberapa fungsi dan keutamaan Al-Quran bagia manusia, di antaranya:

Pertama, Al-Quran merupakan petunjuk  ke jalan yang lurus.

Allah menyebutkan di dalam ayat:

 إِنَّ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَہۡدِى لِلَّتِى هِىَ أَقۡوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أَنَّ لَهُمۡ أَجۡرً۬ا كَبِيرً۬ا

Artinya: “Sesungguhnya ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Q.S. Al-Isra [17] : 9).

Hidup dalam naungan Al-Qur’an berarti selalu berinteraksi dengan Al-Qur’an, mulai dari membacanya, memahami kandungan maknanya, menghafalkan ayat-ayatnya, mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, mengajarkan atau mendakwahkan kepada orang lain dan dan menjadikannya sebagai pedoman hidup dan rujukan hukum.

Kedua, membaca Al-Quran mendatangkan rahmat Allah.

Allah berfirman:

ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَـٰهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ يَتۡلُونَهُ ۥ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦۤ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ يُؤۡمِنُونَ بِهِۦ‌ۗ وَمَن يَكۡفُرۡ بِهِۦ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡخَـٰسِرُونَ

Artinya: “Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 121).

Pada ayat lain disebutkan:

 إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتۡلُونَ كِتَـٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ سِرًّ۬ا وَعَلَانِيَةً۬ يَرۡجُونَ تِجَـٰرَةً۬ لَّن تَبُورَ (٢٩) لِيُوَفِّيَهُمۡ أُجُورَهُمۡ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضۡلِهِۚۦۤ إِنَّهُ ۥ غَفُورٌ۬ شَڪُورٌ۬ (٣٠)

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karuniaNya”. (Q.S. Fathir [35]: 29-30).

Ketiga, Al-Quran merupakan hidangan Allah.

Di dalam hadits disebutkan:

إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ مَأَدْبَةُ اللهِ فَاقْبَلُوا مِنْ مَأْدَبَتِهِ مَا اسْتَطَعْتُمْ ، إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ حَبْلُ اللهِ ، وَالنُّوْرُ الْمُبِيْنُ ، وَالشِّفَاءُ النَّافِعُ عِصْمَةٌ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِهِ ، وَنَجَاةٌ لِمَنِ تَبِعَهُ ، لاَ يَزِيْغُ فَيَسْتَعْتَبُ، وَلاَ يَعُوْجُ فَيَقُوْمُ ، وَلاَ تَنْقَضِي عَجَائِبُهُ ، وَلاَ يُخْلَقُ مِنْ كَثْرَةِ الرَّدِّ ، اتْلُوْهُ فَإِنَّ اللهَ يَأْجَرُكُمْ عَلَى تِلاَوَتِهِ كُلُّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَّا إِنِّيْ لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ ، وَلَكِنْ أَلِفْ وَلاَمْ وَمِيْم

Artinya: ”Al-Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka terimalah hidangan itu sekuat kemampuan kalian. Al-Qur’an ini adalah tali Allah, cahaya yang terang, obat yang bermanfaat, terpeliharalah orang yang berpegang teguh dengannya, keselamatan bagi yang mengikutinya. Jika akan menyimpang, maka diluruskan, tidak terputus keajaibannya, tidak lapuk karena banyak diulang. Bacalah karena Allah akan memberikan pahala bacaan kalian setiap huruf sepuluh kebaikan. Saya tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf”. (H.R. Al-Hakim)

Keempat, Al-Quran sumber dan landasan iptek.

Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam secara berangsur-angsur selama kira-kira 22 tahun, pada masa umat manusia khususnya penduduk Mekkah dan jazirah Arab masih dalam kegelapan dan buta huruf.

Dengan turunnya Al-Quran, membuktikan kebenaran wahyunya melalui konsistensinya dan kesesuainnya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

Al-Quran mengajarkan hidup yang dinamis serta menghargai akal pikiran melalui pengembangan iptek.

Satu ayat saja bagaimana Al-Quran mengungkapkan fenomena alam semesta di dalam ayat:

إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ۬ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ يُغۡشِى ٱلَّيۡلَ ٱلنَّہَارَ يَطۡلُبُهُ ۥ حَثِيثً۬ا وَٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَٲتِۭ بِأَمۡرِهِۦۤ‌ۗ أَلَا لَهُ ٱلۡخَلۡقُ وَٱلۡأَمۡرُ‌ۗ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ

Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy {548}. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. Al-A’raf [7]: 54).

Di sinilah peran Al-Qur’an menjadi sangat penting dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, agar manusia tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif sebagai dampak berkembangnya iptek.

Tentu tidak berarti secara detail, rinci dan teknis semua kajian iptek ada secara tertulis di dalam Al-Qur’an, karena Al-Quran juga bukan buku iptek. Namun, bahwa konsep-konsep dan implementasi iptek wajib berstandarkan pada Al Qur’an, tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an.

Mengapa terjadi peperangan dengan senjata modern, nuklir yang mematikan, atau apapun yang digunakan untuk merusak manusia, alam dan kehidupan? Itu karena mereka tidak mendasarkannya dan tidak mengaitkannya dengan nilai-nilai Al-Quran, sebagai pedoman hidup manusia.

Kelima, Al-Quran mengajarkan rahmat dan kesejahteraan dalam ridha Allah.

Allah menyebutkan di dalam ayat:

وَمَآ أَرۡسَلۡنَـٰكَ إِلَّا رَحۡمَةً۬ لِّلۡعَـٰلَمِينَ

Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutuskan engkau (wahai Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.” (Q.S. Al-Anbiya [21]: 107).

Keenam, Al-Quran sumber kemenangan dalam pembebasan Al-Aqsha.

Tanda –tanda kemenangan kaum muslimin dalam pembebasan Al-Aqsha sebagaimana yang Allah janjikan pada Surat Al-Isra, ayat 1-8, kemudian diikuti dengan peran Al-Quran pada ayat :

إِنَّ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَہۡدِى لِلَّتِى هِىَ أَقۡوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أَنَّ لَهُمۡ أَجۡرً۬ا كَبِيرً۬ا

Artinya: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Q.S. Al-Isra [17]: 9).

Semoga dari Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) dapat mendorong pada peserta khususnya kita semua umumnya untuk berlomba-lomba membaca, menghafal dan mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan kita sehari-hari. Aamiin. (P4/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.