PANEN BERLEBIHAN ANCAM “EMAS MERAH” MAROKO

Nelayan rumput laut merah di Maroko (Gambar: AFP)
Nelayan rumput laut merah di Maroko (Gambar: AFP)

El Jadida, Maroko, 14 Dzulqa’dah 1435/9 September 2014 (MINA) – Panen rumput laut yang berlebihan di pantai Atlantik Maroko, menimbulkan kekhawatiran bagi nelayan Maroko.

Attibari Lemkhanter, nelayan asing yang bekerja di sebuah pantai di El Jadida, sekitar 100 kilometer (60 mil) barat daya dari Casablanca, mengatakan bahwa ada lebih banyak penyelam, tapi rumput laut merah semakin kurang, media online Modern Ghana yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dikumpulkan selama tiga bulan musim panas di bentangan pantai, rumput laut merah yang disebut “emas merah”, digunakan untuk menghasilkan “agar-agar”, juga digunakan dalam farmakologi dan kosmetik.

Baca Juga:  Selesaikan Konflik Sahara, Anggota Parlemen Maroko Ajukan Petisi

Sebuah alternatif untuk bahan pengental hewani, agar-agar telah lama digunakan dalam masakan Asia, selain itu juga semakin populer di Barat dan bagian dunia lainnya.

Maroko telah lama menjadi eksportir rumput laut merah utama dan memuncaki daftar produsen dunia hingga tahun 2006, sehingga dikalahkan oleh Cina dan Chili.

Panen berlebihan menimbulkan kekhawatiran akan kerusakan jangka panjang dan dalam beberapa tahun terakhir, karenanya pemerintah Maroko telah menetapkan harga dan kuota untuk melindungi sumber daya alam itu.

Tetapi Lemkhanter mengatakan bahwa langkah itu tidak cukup membantu.

“Pada 1990-an dan 2000-an, kami mengumpulkan sebanyak 500 kilo (£ 1.100) ganggang merah sehari. Tapi tanaman tersebut sekarang menipis,” kata pria berusia 50-an itu.

Baca Juga:  Selesaikan Konflik Sahara, Anggota Parlemen Maroko Ajukan Petisi

Sekretaris Jenderal Kementerian Perikanan Maroko, Zakia Driouich, mengatakan lembaga penelitian kelautan Maroko memberi peringatan pada 2009, ketika panen melonjak menjadi 14.000 ton.

Sebagai bagian dari reformasi yang lebih luas untuk industri perikanan, pemerintah menetapkan kuota serta larangan musiman kepada panen rumput laut merah.

“Jika kita membiarkan situasi terus terjadi, tidak akan ada ganggang merah yang tersisa lagi,” kata Driouich, menambahkan bahwa langkah perlindungan telah menyebabkan tumbuhnya 30 persen saham pada tahun 2011. (T/P001/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Comments: 0