KETUA MENTERI KASHMIR WAFAT

Mufti Mohammad Sayeed (Foto: Huffington Post)
Mufti Mohammad Sayeed (Foto: Huffington Post)

Kashmir, 27 Rabi’ul Awwal 1437/7 Januari 2016 (MINA) – Ketua Dewan Menteri Kashmir dan salah seorang politikus Islam paling berpengaruh dan terkenal di India, Mufti Mohammad Sayeed, meninggal dunia, Kamis (7/1), di rumah sakit di Ibu Kota New Delhi setelah sejak 24 Desember dirawat karena menderita penyakit pernapasan.

Sayeed, 79, adalah Ketua Menteri dari wilayah bergolak Kashmir yang kepemilikan wilayahnya masih terus dipersengketakan India dengan Pakistan, sejak Pakistan yang mayoritas Islam memisahkan diri dari India yang mayoritas Hindu.The Express Tribune melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic Newsd Agency (MINA).

Kemungkinan posisi Ketua Menteri Kashmir akan digantikan oleh putrinya, Mehbooba Mufti, yang saat ini menjabat Ketua Partai Demokratik Rakyat (PDP).

Baca Juga:  13 Negara Surati Israel untuk Hentikan Agresi ke Rafah

Pendiri PDP tersebut akan menjalani prosesi pemakaman secara kenegaraan di Kashmir. Perdana Menteri India, Narendra Modi diperkirakan hadir, The Express Tribune melaporkan.

“Kematian Mufti Sahab meninggalkan kekosongan besar di bangsa ini dan di J&K (Jammu dan Kashmir), tempat keteladanan dan kepemimpinannya memberikan dampak besar pada kehidupan masyarakat,” ungkap Modi di akun Twitter.

Partai Sayeed, yang didirikan pada 1999, dengan mengejutkan memilih berkoalisi dengan partai nasionalis Hindu pimpinan Modi, Bharatiya Janata Party, di negara bagian Jammu dan Kashmir setelah pemilihan umum di akhir 2014.

Basis dukungan utama PDP adalah kalangan Muslim di Lembah Kashmir, pusat pemberontakan separatis yang ingin memisahkan diri dari India, yang pecah pada 1989.

Baca Juga:  Banjir Kembali Melanda Afghanistan, 50 Orang Tewas

Media India menyebut koalisi Sayeed dan Modi adalah momen bersejarah. Pasalnya basis pendudkung kedua partai menganut ideologi dan pemikiran yang kontras.

Para analis mengatakan kematian pemimpin veteran itu, yang juga menjabat sebagai kepala menteri di Kashmir antara 2002 dan 2005, memengaruhi upaya melahirkan perubahan besar di wilayah sengketa India dan Pakistan itu.

“BJP dan PDP memiliki pilihan terbatas dan akan mencoba untuk terus berkuasa,” kata Happymon Jacob, asisten profesor studi internasional pada Jawaharlal Nehru University, New Delhi.

Jacob berpendapat sang putri, Mehbooba, masih belum terlalu matang ketika bersinggungan dengan administrasi. Dia tidak pernah memegang posisi dalam pemerintah dan harus memulai dari awal dalam aliansi dengan mitra ideologis yang berbeda.

Baca Juga:  Demo Hentikan Genosida Israel di Gaza Digelar di Seluruh Eropa

Sayeed, seorang mantan pengacara, diangkat sebagai menteri dalam negeri pada tahun 1989, menjadikannya sebagai orang pertama yang menduduki jabatan itu dari kalangan muslim. Di tahun yang sama, putrinya yang lain diculik oleh militan Kashmir dan akhirnya dibebaskan dalam sebuah kesepakatan pertukaran tahanan. (P022/P2)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Ismet Rauf