Rakhine, MINA – Sejumlah 29 pembela hak Rohingya di seluruh dunia dalam sebuah pernyataan bersama mengatakan, etnis Rohingya ingin hidup damai berdampingan dengan warga di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
“Solidaritas antara Rohingya dan Rakhine yang sama-sama menderita di bawah Tatmadaw (Tentara Myanmar) jelas membuat Tatmadaw gugup dan mereka mencoba untuk menanamkan perselisihan antara keduanya,” kata pernyataan itu seperti dikutip dari Anadolu Agency, Ahad (1/11).
Merujuk terhadap meningkatnya tensi antara etnis Rohingya dan warga Rakhine, pernyataan itu menduga Tentara Myanmar melakukan “perang propaganda”.
“Sekitar 600.000 etnis Rohingya yang tersisa di Negara Bagian Rakhine dalam bahaya besar, serta semua warga Rakhine yang tinggal di sana,” tambah pernyataan itu.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Tun Khin, kepala Organisasi Rohingya Inggris (BROUK) yang berbasis di London mengatakan, ia juga diserang melalui akun Facebook palsu dalam beberapa hari terakhir.
Beberapa akun dengan nama dan foto Tun Khin telah diposting, dirinya dituduh membunuh panglima tertinggi Tentara Arakan, termasuk mengambil dana dari badan dan pemerintah internasional.
“Postingan itu telah dilihat puluhan ribu kali dan dibagikan melalui Opera Mini, saluran video militer Burma, ”katanya.
Oleh karena itu, pernyataan itu mendesak komunitas internasional untuk segera membicarakan hal tersebut dengan Pemerintah Myanmar.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
“Kami menyerukan kepada semua negara untuk mendukung dan mempertahankan langkah tentatif membangun kepercayaan yang telah terjadi antara Rohingya, Rakhine dan komunitas lain di Negara Bagian Rakhine, dan membuat pernyataan publik, memastikan bahwa komunitas menyadari trik dan kampanye kotor Tatmadaw,” jelas pernyataan itu.
Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, kebanyakan wanita dan anak-anak. Mereka melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh akibat tindakan kejam Tentara Myanmar.
Sejak 25 Agustus 2017, hampir 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh pasukan Myanmar, menurut laporan oleh Badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA).
Lebih dari 34.000 Rohingya juga dibakar sementara lebih dari 114.000 lainnya dianiyaya. (T/RE1/R1)
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Mi’raj News Agency (MINA)