Urgensi Mempelajari Sirah Nabawiyah

Ali Farkhan Tsani saat memberikan tausiyahnya dihadapan 40 santri Imtiaz Malaysia di Ponpes Al-Fatah Lampung. (Photo : Hadis/MINA)

≡Oleh : , Wartawan MINA (Mi’raj News Agency)

Sirah (dari bahasa Arab : السيرة) berarti perincian hidup seseorang atau sejarah hidup seseorang.

Ibnu Mandzur dalam kitab Lisanul Arab menyatakan Sirah menurut bahasa yaitu kebiasaan, jalan, metode, dan tingkah laku. Menurut istilah umum, Sirah yaitu perincian hidup seseorang atau sejarah hidup seseorang.

Ruang lingkup berisi perincian kisah hidup Nabi, yakni asal-muasal, suku dan nasab, dan kondisi masyarakatnya, sebelum beliau dilahirkan. Kemudian berlanjut kepada kelahiran beliau, saat kecil, remaja, dewasa, pernikahan, menjadi Nabi, serta perjuangan-perjuangannya dalam menegakkan Islam hingga akhir hayatnya.

Sirah Nabawiyah berbeda dengan . Sirah Nabawiyah pembahasannya lebih bertumpu kepada perjalanan dan kisah hidup Nabi secara rinci. Pembahasannya menekankan sifat pribadi, akhlak serta metode Nabi menjalani kehidupan sehari-hari yang bisa diteladani.

Sedangkan Sejarah Nabi pembahasannya lebih ke peristiwa-peristiwa Nabi yang diasumsikan penting yang terjadi pada saat lampau.

Pelajaran Terbaik

Mempelajari Sirah Nabawiyah, berarti kita sedang belajar kembali meniti jalan penuh nikmat yang dahulu pernah ditempuh oleh Nabi utusan Allah.

Sirah Nabawiyah yang terdapat pada kisah-kisah para Nabi dan kaumnya terdapat di dalam Al-Quran, sebagai pelajaran terbaik bagi manusia. Allah menyatakan :

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَذَا الْقُرْءَانَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِينَ (3)

Artinya : “Kami menceriterakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui”. (QS Yusuf/12 : 3).

Pada ayat lain disebutkan:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (21)

Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab/33 : 21).

Karena itu, melalui Kajian Sirah Nabawiyah, kita bisa mengikuti jalan orang-orang yang telah Allah berikan nikmat kepada mereka dengan cara menelusuri sejarah kehidupan mereka dan mengkajinya. Kita pun bisa menghindari jalan orang-orang yang dimurkai Allah dan  telah berbuat dzalim akibat mengingkari Nabi-Nya.

Mempelajari Sirah Nabawiyah juga dapat menumbuhkan kecintaan kepada Nabi. Ini seperti diungkapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam sabdanya :

أَدِّبُوْا أَوْلاَدَكُمْ عَلَى ثَلاَثِ خِصَالٍ حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَأَهْلِ بَيْتِهِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ

Artinya : ”Didiklah anak-anak kalian dengan tiga hal; mencintai nabimu dan mencintai keluarganya, serta dengan membaca Al-Quran (HR Ad-Dailami).

Maka, mempelajari Sirah Nabawiyah bukan sekadar untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diri Nabi. Melainkan untuk menarik pelajaran dan menemukan rumus kesuksesan kehidupan yang pernah dilakukan Nabi untuk diulang di kehidupan ini dan yang akan datang.

Melalui pemahaman Sirah Nabawiyah yang tepat, setiap Muslim, terlebih santri atau pelajar, akan mendapatkan gambaran yang utuh dan paripurna tentang hakikat syariat Allah dan terbangun semangatnya untuk merealisasikan nilai-nilai yang didapat dalam kehidupannya saat ini.

Metode untuk Pelajar

Pembelajaran Sirah Nabawiyah untuk pelajar atau santri, akan lebih bermakna jika disajikan melalui metode penayangan film-film documenter Nabi. Apalagi saat ini film-film tersebut dapat diunduh di layanan media sosial yang ada. Tentu dengan mencermati sumber dan isinya.

Para pelajar atau santri disuguhkan film-film durasi beberapa puluh menit. Kemudian beberapa santri diminta menyampaikan kesannya atas film tersebut.

Pelajar atau santri bisa ditugaskan untuk menulis kesan pesan yang diperolehnya setelah menonton film tersebut. Lalu tulisannya setelah diedit, dipasang di Majalah Dinding Sekolah, Majalah Pondok, dan dapat disiarkan juga di website lembaga atau blog pribadi masing-masing, dan dishare di medsos. Sehingga ada muatan dakwah yang dapat tersampaikan ke umat. Terutama pertemanan pelajar atau santri masing-masing.

Pelajaran film Sirah Nabawiyah seperti ini dapat dilaksanakan sepekan sekali (one week one film). Bukan hanya mencakup sirah Nabi-Nabi, mulai Nabi Adam ‘Alaihis Salam hingga Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Namun juga adalah Sirah Sahabiyah, yakni perjalanan hidup dan perjuangan para sahabat Nabi. Termasuk perihidup generasi sesudahnya dari kalangan tabi’in, ahli hadits, ulama tafsir, pejuang dan orang-orang shalih.

Mungkin masih banyak para pelajar dan santri yang belum mengenal siapa itu Imam Malik, Imam Bukhari, Ibnu Hajar Al-Asqalani, dsb. Juga para pejuang seperti Muhammad Al-Fatih, Imaduddin Zanki, Nuruddin Zanki, Shalahuddin Al-Ayyubi, Izzuddin Al-Qassam, dst.

Dengan demikian Pelajaran Sirah Nabawiyah terasa lebih hidup, menarik dan menjadi pelajaran yang ditunggu-tunggu peserta didik.

Bisa dihitung, jika sepekan satu film, maka sebulan 4film, dan setahun paling tidak ada 40 film Sirah Nabawiyah dan Sahabiyah yang akan menjadi memori para pelajar. Demikian juga akan ada sekitar 40 kesan pesan

Semoga pembelajaran Sirah Nabawiyah ini dapat terlaksana sebagai upaya pewarisan kepada generasi tentang nilai-nilai dan ruh perjuangan hidup para Nabi, Sahabat, Syuhada dan orang-orang shalih. Aamiin. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.