Ketum Pemuda Muhammadiyah Kecam Tindakan Biadab Terhadap Novel Baswedan

Ketua Umum Pimpinan Pusat ( Ketum PP) Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.

Jakarta, 14 Rajab 1438/ 11 April 2017 (MINA) – Ketua Umum (Ketum) Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengecam keras tindakan biadab yang dilakukan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.

Hal itu disampaikan setelah mendengar kabar tindak penganiayaan yang dialami oleh penyidik KPK pada Selasa pagi (11/4). Pagi itu Novel Baswedan dalam perjalanan pulang, usai shalat subuh di Masjid Al Ihsan, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta, dihampiri oleh dua orang tak dikenal yang mengendarai motor, kemudian menyiramkan air keras ke wajahnya.

Atas kasus tersebut, ia mendesak pihak kepolisian segera bertindak untuk menangkap pelakunya.

Baca Juga:  AWG Adakan Pameran Pojok Baitul Maqdis di Wonogiri

“Saya mendesak pihak kepolisian menindak dan menangkap segera pelaku penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan,” ujarnya.

Novel kelahiran Semarang pada tanggal 22 Juni 1977 adalah cucu dari salah satu pendiri bangsa, anggota BPUPKI, Abdurrahman (AR) Baswedan, merupakan seorang penyidik terbaik di KPK.

Menurutnya, dalam menyikapi teror tersebut ia mengajak rakyat Indonesia untuk mendoakan Novel. Dan bersama seluruh kader Pemuda Muhammadiyah akan berdiri menjadi benteng kekuatan melindungi dan menemani Novel Baswedan dalam upaya melawan bandit Koruptor yang mengancam negeri ini.

“Saya mengajak kepada Rakyat Indonesia untuk mendoakan Novel Baswedan, dan menemani beliau melawan teror biadab yang dilakukan para bandit-bandit yang tidak senang dengan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia,” katanya.

Baca Juga:  Sepekan Pascabanjir Sumbar,  61 Meninggal, 14 Hilang

Akibat siraman itu, kini Ia tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Kelapa Gading di Jakarta Utara.

Setelah insiden tersebut, Novel yang sedang ditugaskan sebagai salah satu kepala satuan tugas (Kasatgas) untuk kasus korupsi e-KTP, Ketua KPK Agus Rahardjo menyebut teror yang dialami Novel kemungkinan besar terkait penanganan kasus tersebut.

“Yang paling besar itu (e-KTP),” kata Agus usai menjenguk Novel.

Pihak kepolisian juga langsung bertindak cepat menangani teror itu. Kapolres Jakarta Utara Kombes Dwiyono menyebut sejauh ini sudah ada 4 orang saksi yang telah diperiksa. Polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan sejumlah barang bukti termasuk gelas melamin yang digunakan pelaku untuk menyiramkan air keras ke Novel.(T/R10/B05)

Baca Juga:  Gunungapi Ibu Kembali Erupsi, Warga di Tujuh Desa Dievakuasi

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)