OKI DESAK MASYARAKAT INTERNASIONAL SELAMATKAN AL-AQSHA

Muslim Palestina terpaksa melaksanakan ibadah di luar kompleks Masjid Al-Aqsha, Kota Al-Quds (Yerusalem) setelah polisi Zionis melarang mereka masuk (Foto: Al-Aqsa Foundation)
Muslim Palestina terpaksa melaksanakan ibadah di luar kompleks Masjid Al-Aqsha, Kota Al-Quds (Yerusalem) setelah polisi Zionis melarang mereka masuk. (Foto: Al-Aqsa Foundation)

Jeddah, 26 Syawwal 1435 /22 Agustus 2014 (MINA) – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dengan 57 negara anggotanya mendesak masyarakat internasional mengambil tindakan nyata menghentikan kekejaman Zionis Israel di wilayah Palestina yang terjajah, termasuk menyelamatkan Masjid Al-Aqsha, tempat suci ketiga bagi umat Muslim di dunia.

Dalam pernyataan resminya, Sekjen OKI Iyad Madani mengatakan, ekstrimis Zionis Israel telah melarang warga Muslim dan juga Kristen melakukan ibadah di Kota Suci Al-Quds (Yerusalem), sementara Zionis juga merencanakan untuk merobohkan Masjid Al- Aqsha terletak di dalam kota itu.

Baca Juga:  Banjir Kembali Melanda Afghanistan, 50 Orang Tewas

OKI juga menginformasikan kepada masyarakat internasional tentang rencana Zionis untuk mengubah demografi Kota Al-Quds, menghancurkan situs-situs agama yang bersejarah di sana dan mengusir warga asli Palestina.

“Hal ini jelas melanggar hukum dan resolusi internasional,” kata Sekjen OKI, demikian Arab News dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Jumat.

Pernyataan OKI dikeluarkan sebagai tanggapan atas serangan Zionis Israel yang menewaskan tiga komandan senior Hamas di Jalur Gaza dalam serangan udara dan mengatakan akan terus menargetkan pemimpin bersenjata gerakan perlawanan itu setelah gencatan senjata gagal diperpanjang.

Koresponden MINA di Gaza melaporkan, sejak Rabu (20/8) kemarin hingga berita ini ditulis, setidaknya 30 orang syahid akibat serangan-serangan Israel terhadap warga sipil.

Baca Juga:  Banjir Kembali Melanda Afghanistan, 50 Orang Tewas

Sebagaimana pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza yang diterima Koresponden MINA di Gaza, hingga hari ke-46 agresi militer Israel ke Gaza, jumlah korban masih terus bertambah, setidaknya 2058 syahid dan 10224 luka-luka.

Sami Abu Zuhri, juru bicara gerakan perlawanan Hamas menyatakan dalam pernyataan resminya, Kamis (21/8), pembunuhan pemimpin Al-Qassam tidak akan melemahkan perlawanan para pejuang dan kehendak rakyat Palestina.

“Pembunuhan pemimpin-pemimpin Al-Qassam di Rafah merupakan kejahatan besar Israel, namun tidak akan pernah mematahkan kehendak rakyat kami dan tidak akan melemahkan perlawanan. Israel akan membayarnya dengan harga yang mahal,” ujar Abu Zuhri.

Sebelumnya, Al-Qassam mengumumkan tiga orang  komandan mereka dari Batalyon Rafah syahid setelah Zionis Israel menyerang sebuah rumah di Tal Al-Sulthon, Rafah, selatan Gaza pada Kamis pagi.

Baca Juga:  Banjir Kembali Melanda Afghanistan, 50 Orang Tewas

Ketiga komandan Al-Qassam yang syahid adalah Muhammad Ibrahim Salah Abu Shamalah “Abu Khalil” (41), Anggota Dewan Tinggi Militer Al-Qassam; Raed Ahmad Subhi Al-Attar “Abu Ayman” (40), Anggota Dewan Tinggi Militer dan Komandan Batalyon Al-Qassam wilayah Rafah; dan Muhammad Barhoum “Abu Usama” generasi awal Al-Qassam.

Beberapa hari sebelumnya, Zionis Israel juga menargetkan Muhammad Al-Dhaif, Panglima Tertinggi Brigade Izzuddin Al-Qassam dengan menyerang sebuah rumah milik keluarga Al-Dalwu di bilangan Shaikh Ridwan, utara Kota Gaza.

Dalam serangan tersebut setidaknya tiga orang syahid di antaranya anak dan istri dari Muhammad Al-Dhaif sementara 15 lainnya luka-luka. (T/K09/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0