Pejabat Keamanan: Situasi di Israel Lebih Buruk Dibandingkan Perang 1973

Tentara Israel yang terluka dalam pertempuran di selatan tiba di Rumah Sakit Hadassah Ein Kerem di Yerusalem, 7 Oktober 2023. (Noam Revkin Fenton/Flash90)

Tel Aviv, MINA – saat ini sedang mengalami situasi yang lebih mengerikan daripada saat perang Oktober tahun 1973, dan ini sangat mirip dengan awal tahun 1948, yaitu sebelum berdirinya negara Israel di tanah , media Israel melaporkan pada Senin (23/10)  mengutip sebuah pernyataan dari pejabat keamanan Israel yang tidak disebutkan namanya.

Dikutip dari Al Mayadeen, surat kabar Israel Maariv melaporkan bahwa Israel sedang mengalami krisis eksistensial di mana “garis merah” politik, militer, dan keamanan dilanggar. Apa yang terjadi sejauh ini hanyalah sebuah peringatan akan sebuah pertempuran yang melibatkan Israel.

Menurut Haaretz, kegagalan yang dihadapi Israel dalam Operasi Badai Al-Aqsa jauh lebih besar daripada kesalahan besar yang menyebabkan perang pada bulan Oktober 1973.

Baca Juga:  Mesir Peringatkan Israel Jika Serang Rafah

pendudukan Israel Isaac Herzog pada Selasa (17/10) mengatakan, Israel sedang melalui masa paling sulit dalam sejarahnya, sehubungan dengan Operasi Badai Al-Aqsa.

Keluarga warga Israel yang ditawan oleh Brigade Al-Qassam, sayap militer pejuang Palestina, memperingatkan Herzog bahwa jika mereka yang ditangkap tidak dikembalikan, mereka akan “mengguncang Israel hingga ke akar-akarnya.”

Para pejabat Israel masih saling menyalahkan atas operasi penangkapan yang terjadi, meminta pertanggungjawaban Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas kesalahan yang terjadi dan berujung pada Operasi Badai Al-Aqsa.

“Hamas melancarkan serangan terhadap Israel untuk menekan para pengambil keputusan,” kata koresponden urusan militer Channel 12 Israel, Nir Dvori.

“Israel terkejut dengan bagaimana seluruh rencana operasional yang disisihkan untuk menjadi tidak berlaku lagi. Oleh karena itu, Israel sedang merumuskan kembali rencananya dan mengajukannya untuk disetujui”, kata Dvori, dengan proses birokrasi penuh yang dilakukan sebelum rencana apa pun disetujui untuk dilaksanakan.

Baca Juga:  Militer Israel Paksa Ratusan Ribu Warga di Rafah Mengungsi

“Jika kita melihat bagaimana tindakan dan kunjungannya, kita dapat melihat bahwa Israel berusaha untuk fokus pada Gaza tanpa tergelincir ke bidang lain,” kata Israel tersebut. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.