POLISI THAILAND LINDUNGI MIGRAN ROHINGYA DARI PEKERJA-PEKERJA MYANMAR

Muslim Rohingya yang terancam di berbagai tempat pelarian. (Foto: File Asia News)
Muslim Rohingya yang terancam di berbagai tempat pelarian. (Foto: File Asia News)

Bangkok, 3 Rabi’ul Akhir 1436/24 Januari 2015 (MINA) – Polisi Thailand terus meningkatkan pengawasan di tempat penampungan sementara di Nakhon Si Thammarat, perumahan untuk 98 migran Rohingya, menyusul informasi beberapa pekerja Myanmar mencoba membujuk mereka untuk melarikan diri.

Suratkabar Bangkok Post yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu, memberitakan, para pekerja Myanmar itu diduga mengatakan kepada pengungsi Rohingya, yang umumya beragama Islam, bahwa pekerja itu bisa membantu mereka untuk bergabung dengan keluarga mereka yang tinggal di Thailand dan Malaysia, kata polisi.

Untuk mencegah setiap upaya merayu Rohingya dari penampungan seperti itu, polisi mulai mengatur semua kunjungan ke tempat pengungsian. Pengunjung akan dipantau di bawah pengawasan polisi setempat.

Polisi mencegat lima kendaraan, termasuk tiga truk pickup, di sebuah pos pemeriksaan di distrik Hua Sai di provinsi Nakhon Si Thammarat, sekitar 700 km (435 mil) dari Bangkok pada Ahad dan menemukan 98 orang Rohingya, pria, wanita dan anak-anak dengan wajah kelelahan.

Di dalam rombongan itu terdapat 42 ​​anak laki-laki dan perempuan di bawah usia 14 tahun, sementara seorang perempuan dinyatakan telah meninggal dunia sebelum penangkapan tersebut.

“Ini adalah penemuan pertama kami dari kelompok Rohingya yang membuktikan bahwa penyelundupan di wilayah ini mungkin telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir,” kata Kapten Polisi Somporn Thongcheen.

Para imigran gelap  suku Rohingya itu ditahan di tempat penampungan pemerintah di Hua Sai. Sebagaimana prosedur yang biasa dilakukan, polisi akan mengirim kembali mereka ke Myanmar atau bisa merana di tempat penampungan selama berbulan-bulan sebelum pemerintah memutuskan apa yang harus dilakukan terhadap mereka.

Sejak bentrokan antara umat Buddha dan Muslim di Myanmar Barat bulan Juni 2012, puluhan ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari penindasan penguasa setempat ke Thailand melalui “layanan” penyelundup manusia, dengan harapan selanjutnya dapat menyeberang ke Malaysia untuk mencari pekerjaan.

Banyak dari mereka melakukan perjalanan melalui laut ke pantai Thailand, di mana mereka juga sering bergabung dengan pengungsi lain yang melarikan diri dari Bangladesh, di mana banyak etnis Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsi.

Selain di Thailand Selatan, banyak yang ditahan di kamp-kamp rahasia di hutan. Mereka dipaksa oleh pelaku perdagangan manusia pulang ke rumah untuk mencari uang bagi mereka yang akan dibebaskan.(T/P004/P2)

Mir’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Ismet Rauf

Comments: 0